Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Remaja adalah investasi masa depan. Sebagai generasi penerus, semua pihak baik keluarga sampai pemerintah harus memastikan kecukupan gizi pada remaja.

Direktur Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, Dhian Proboyekti Dipo mengatakan, fase remaja merupakan kesempatan kedua untuk memperbaiki kualitas generasi mendatang, setelah tahap balita. "Kecukupan gizi remaja berimplikasi penting pada kemampuan nagara dalam mencapai target pembangunan jangka panjang," kata Dhian dalam acara Talkshow and Launching Promosi Gizi Berbasis Sekolah pada Kamis, 3 September 2020.

Dhian menjelaskan, kondisi kesehatan remaja saat ini menunjukkan 1 dari 4 remaja mengalami stunting dan 1 dari 7 remaja mengalami kelebihan berat badan. Kondisi stunting pada fase remaja, menurut dia, umumnya terjadi karena pengelolaan gizi yang kurang baik di masa balita.

Adapun kelebihan berat badan yang terjadi pada remaja, Dhian menjelaskan, disebabkan berbagai faktor. Survei konsumsi makanan individu pada 2016 menunjukkan konsumsi gula meningkat lebih dari 50 gram per orang perhari, kemudian konsumsi natrium juga bertambah sebanyak 2.000 miligram, dan konsumsi lemak berlebih sebanyak 26,5 persen. Konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan menjadi pemicu obesitas yang utama.

Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2013 dan 2018 juga menunjukkan berkurangnya konsumsi makan sayur dan buah pada masyarakat. Pada riskesdas 2013 tercantum sebanyak 93,3 persen orang Indonesia kurang makan sayur dan buah, angka tersebut naik menjadi 95,5 persen lima tahun kemudian. "Ini menggambarkan gaya hidup kita berisiko terhadap kesehatan," katanya.

Ketika remaja tergolong stunting atau kelebihan berat badan, menurut Dhian, yang salah bukan remaja tersebut, melainkan orang yang menyiapkan makannya. "Ketahui apa saja kebutuhan gizinya sehingga sesuai dengan tumbuh kembangnya," kata Dhian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ilustrasi remaja menolak makan. shutterstock.com

Sebab itu, dia melanjutkan, semua pihak, baik orang tua, guru, pengelola kantin sekolah, sampai tokoh masyarakat harus mendapatkan edukasi yang tepat tentang kebutuhan gizi remaja. Beberapa gerakan yang di sekolah untuk mengintervensi gizi remaja antara lain pemberian suplemen penambah darah untuk remaja putri, gerakan sekolah atau pesantren sehat, pelayanan kesehatan peduli remja, pendidikan gizi dalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS, sampai komunikasi demi perubahan perilaku, misalkan mencegah pernikahan dini.

Direktur South East Asian Ministry of Education Organization, Regional Center for Food and Nutrition atau SEAMEO RECFON, Muchtarudin Mansyur mengatakan siswa sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas merupakan subjek strategis untuk penanganan gizi, termasuk stunting. "Sebab mereka adalah agen perubahan yang dapat membawa praktik baik kesehatan gizi dan keluarga," kata Muchtarudin.

Pada kesempatan itu, SEAMEO RECFON dan The Global Alliance for Improved Nutrition atau GAIN Indonesia meluncurkan Promosi Gizi Berbasis Sekolah atau School-Based Nutrition Promotion (SBNP) dan Buku Kompilasi Kegiatan SBNP di Indonesia. SBNP dan buku ini mendokumentasi berbagai upaya promosi gizi berbasis sekolah yang sudah dilakukan di berbagai sekolah di Indonesia. "Kami berharap buku kompilasi ini bisa menjadi sumber informasi dan advokasi bagi guru, pembuat kebijakan dan akademikus," kata dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Marak Perundungan Anak Sekolah, Pengamat Singgung Kesalahan Pola Asuh

5 jam lalu

Ilustrasi anak mengalami bullying. Freepik.com/gpointstudio
Marak Perundungan Anak Sekolah, Pengamat Singgung Kesalahan Pola Asuh

Pola asuh yang otoriter bisa menyebabkan anak-anak melampiaskannya ketika bergaul di lingkungan luar rumah dengan melakukan perundungan.


Pesta Pelajar Program Organisasi Penggerak, Siswa SMP di Bali Tampilkan Proyek Genjek Hingga Komik Digital

12 jam lalu

Acara Pesta Pelajar Program Organisasi Penggerak (POP) di Kabupaten Buleleng, Selasa, 3 Oktober 2023. TEMPO/Ninis
Pesta Pelajar Program Organisasi Penggerak, Siswa SMP di Bali Tampilkan Proyek Genjek Hingga Komik Digital

Sekolah-sekolah yang terlibat menampilkan portofolio dari proses pembelajaran P5 dalam proyek Program Organisasi Penggerak.


Kabut Asap Makin Parah, Malaysia Bersiap Membuat Hujan dan Tutup Sekolah

12 jam lalu

Menara Kembar Petronas diselimuti kabut di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 September 2019. REUTERS/Lim Huey Teng
Kabut Asap Makin Parah, Malaysia Bersiap Membuat Hujan dan Tutup Sekolah

Malaysia akan menurunkan hujan dengan menaburkan awan dan menutup sekolah karena kualitas udara di berbagai tempat memburuk akibat kabut asap


Marak Bullying Anak, Ada Apa dengan Generasi Sekarang?

13 jam lalu

Ilustrasi persekusi, bullying. Shutterstock
Marak Bullying Anak, Ada Apa dengan Generasi Sekarang?

Maraknya kasus perundungan atau bullying anak semakin memprihatinkan. Semua pihak mesti turun tangan, dari orang tua sampai pihak sekolah.


Hindari Serangan Rusia, Ukraina Bangun Sekolah Bawah Tanah Pertama di Kharkiv

13 jam lalu

Alisa Ustinova dari Kharkiv, berjalan selama pengenalan sekolah oleh seorang guru selama pertemuan sekolah di Sekolah Tadeusz Gajcy No. 58 di Warsawa, Polandia, 1 September 2022. REUTERS/Kacper Pempel
Hindari Serangan Rusia, Ukraina Bangun Sekolah Bawah Tanah Pertama di Kharkiv

Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov mengumumkan akan mendirikan sekolah bawah tanah pertama di Ukraina


Polisi dan Warga Sergap Segerombolan Remaja di Bekasi, Sita 2 Celurit dan 1 Golok

1 hari lalu

Ilustrasi tawuran pelajar. Dok. TEMPO/Dasril Roszandi;
Polisi dan Warga Sergap Segerombolan Remaja di Bekasi, Sita 2 Celurit dan 1 Golok

Polres Metro Bekasi mengumumkan telah menangkap enam remaja yang hendak tawuran di Jalan Pasar Cibenda, Kampung Tegal Kadu, Serang Baru.


Asap Karhutla di Sampit Kalteng Parah, Sekolah Berlangsung Daring

1 hari lalu

Salat Istisqa ini digelar oleh pemerintah kabupaten setempat agar asap yang menyelimuti Kotawaringin Timur cepat berlalu.
Asap Karhutla di Sampit Kalteng Parah, Sekolah Berlangsung Daring

Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah semakin parah.


Cerita Plt Kepala Disdik DKI Dampingi Siswi SD Terjatuh Sejak di RS Hingga Pemakaman

2 hari lalu

SDN Petukangan Utara 06 Pagi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Rabu 27 September 2023. Sehari sebelumnya, satu murid di sekolah ini tewas setelah jatuh dari lantai 4. Tempo/Alifya Salsabila
Cerita Plt Kepala Disdik DKI Dampingi Siswi SD Terjatuh Sejak di RS Hingga Pemakaman

Plt Kepala Disdik DKI sempat mendampingi siswi SD terjatuh saat menjalani perawatan di RS Fatmawati.


Kasus Perundungan Siswa SMP di Cilacap, KPAI: Tidak Bisa Ditoleransi

3 hari lalu

Ilustrasi persekusi, bullying. Shutterstock
Kasus Perundungan Siswa SMP di Cilacap, KPAI: Tidak Bisa Ditoleransi

KPAI tidak mentoleransi tindak perundungan. Pihaknya meminta kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.


Ganjar Pranowo: Swasembada Pangan Tak Menggelinding Begitu Saja

3 hari lalu

Bacapres Ganjar Pranowo berjalan meninggalkan ruangan usai mengikuti pertemuan partai-partai politik pengusungnya di Jakarta, Rabu, 27 September 2023. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ganjar Pranowo: Swasembada Pangan Tak Menggelinding Begitu Saja

Ganjar Pranowo menyebut, swasembada pangan tidak bisa terjadi begitu saja. Perlu peran negara untuk mewujudkan program kedaulatan pangan itu.