TEMPO.CO, Jakarta - Guna melindungi diri dari paparan Covid-19, berbagai upaya tentu harus dilakukan. Ini termasuk menggunakan masker saat bepergian keluar rumah, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak aman setidaknya 1,5 meter dari orang lain.
Selain ketiga hal tersebut, rupanya terdapat imbauan baru yang tak kalah ampuh dalam mencegah virus corona. Dokter Spesialis Paru di RSUP Persahabatan sekaligus Juru Bicara Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengatakan cara terbaru adalah dengan menerapkan lingkungan rumah bebas rokok.
Erlina menjelaskan, paparan asap dari rokok tembakau maupun aerosol dari rokok elektrik di area rumah dapat melemahkan dan mengurangi kemampuan sistem imun tubuh. Padahal kita tahu bahwa Covid-19 bisa dilawan, jika tubuh memiliki pertahanan yang baik yakni lewat kekebalan tubuh yang kuat.
“Dengan menerapkan lingkungan rumah bebas rokok, Anda pun secara tidak langsung melindungi diri dan keluarga dari penurunan kekebalan tubuh yang pada akhirnya berkontribusi dalam mencegah virus corona,” katanya dalam seminar online Pencegahan Rokok dan Covid-19 pada Jumat, 4 September 2020.
Selain itu, lingkungan rumah bebas rokok juga berguna untuk meningkatkan keparahan pasien Covid-19. Erlina menegaskan bahwa mereka yang sering terpapar asap rokok pada bisa menurunkan fungsi kerja dari paru-paru dan menimbulkan penyakit pada sistem pernapasan. Contohnya bronkitis kronis hingga kanker paru.
“Kondisi-kondisi tersebut dapat menurunkan fungsi paru-paru untuk mengambil oksigen dari udara. Bila terjadi infeksi virus corona, fungsi paru-paru akan makin menurun sehingga penderitanya sangat berisiko mengalami sesak napas yang bisa berakibat fatal, mulai dari komplikasi hingga kematian,” katanya.
Untuk itu, Erlina Burhan berharap agar kini, orang-orang yang merokok segera berhenti. Jadikan pula rumah sebagai tempat perlindungan yang aman dari ancaman virus corona dan segala dampak buruk lainnya. “Mari kita dukung langkah lingkungan rumah bebas rokok di tengah pandemi Covid-19,” katanya.