TEMPO.CO, Jakarta - Memakai masker di tengah pandemi COVID-19 juga perlu dilakukan anak-anak. Dokter spesialis anak Noor Anggrainy menuturkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan masker dipakai oleh anak di atas usia 2 tahun.
"Kalau anak itu lebih dari 2 tahun, direkomendasikan penggunaan masker dan face shield," katanya.
Masker kain juga diperbolehkan untuk dipakai selama terdiri dari tiga lapis. Masker kain bisa dipakai oleh anak-anak dengan kondisi imunokompeten, daya tahan tubuh baik. Anak yang tidak memiliki penyakit kronis, tidak menderita kanker atau menjalani pengobatan dengan kemoterapi diperbolehkan memakai masker kain.
"Ukuran maskernya juga harus benar. Hidung, mulut dan dagu harus tertutup," jelasnya.
Sementara itu, anak yang punya sistem kekebalan tubuh lemah direkomendasikan untuk melindungi diri dengan memakai masker bedah. Setelah #pakaimasker, anak juga direkomendasikan menambah perlindungan dengan pelindung wajah. Dia mengingatkan penggunaan pelindung wajah juga harus benar agar fungsinya bisa berjalan.
"Sama seperti masker, harus menutupi sampai dagu. Kadang ada beberapa face shield yang hanya tertutup sampai mulut. Face shield yang benar itu harus sampai di bawah dagu," ujar Noor.
Alternatif perlindungan untuk anak usia di bawah 2 tahun adalah pelindung wajah atau pelindung yang dipasang pada kereta dorong.
"Tapi harus dengan syarat pengawasan ketat oleh orang tua atau pengasuh selama penggunaan shield atau penutup tersebut," jelasnya.
Ada rasa ketidaknyamanan saat memakai masker dan orangtua ditantang untuk mengajari buah hati disiplin menggunakan masker. Menurut dokter yang akrab disapa Anggra, kunci pengajaran terletak pada contoh dari orang dewasa yang serumah dengan anak. Orangtua harus menggunakan masker secara benar saat ke luar rumah atau di dalam rumah saat berada dalam kondisi sakit.
"Kuncinya itu orang dewasa yang satu atap harus mencontohkan menggunakan masker, terutama beritahu mereka tentang kondisi sekarang," ungkapnya.
Jelaskan kepada anak sekarang terjadi pandemi virus corona yang penyebarannya lewat percikan dari batuk serta bersin. Berdasarkan beberapa penelitian, percikan dapat bertahan di benda-benda yang terkena lalu menempel ketika disentuh dan akhirnya jadi menular.
Dia mengingatkan pada prinsipnya anak tidak direkomendasikan untuk keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak, seperti imunisasi, berobat, atau kontrol rutin yang wajib.
Selain itu, dianjurkan menerapkan pola hidup dengan protokol kesehatan 3M selain memakai masker, yakni rajin #cucitangan dan #jagajarak.
*Konten ini adalah kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.