TEMPO.CO, Jakarta - Awas, pasien Covid-19 juga punya keluhan seperti diare. Covid-19 sering juga disebut dengan great imitator, penyakit ini bisa datang dengan bukan dari saluran pernapasan. Beberapa penelitian menyebutkan 3,8 - 49,5 persen kasus pasien Covid-19 adalah diare.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) 2017-2021, Ari Fahrial Syam, mengatakan diare adalah perubahan bentuk feses disertai dengan perubahan frekuensi buang air besar. Diare bisa terjadi satu hari saja atau bahkan beberapa hari dengan volume feses lebih dari 200 cc.
“Pembagian diare sendiri adalah diare akut dan diare kronis, bisa terjadi 2 minggu atau 3 minggu atau 4 minggu. Dan diare akut berlangsung kurang dari 14 hari,” tuturnya.
Penyebab diare yang umum adalah Norovirus, Salmonella, Clostridium perfringens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus. Mitos yang dipercayai dan sering terjadi adalah diare untuk cuci perut, diare agar kebal penyakit, dan diare mengeluarkan racun.
“Sehingga jangan sampai mitos yang tidak benar ini keluar dari mulut tenaga kesehatan dan sejawat karena ini tidak benar,” ujarnya.
Dia menambahkan sekarang ini daya tahan tubuh penting. Cara menjaganya adalah istirahat cukup, tidak stres, makan minum yang cukup. Saat ini juga sedang mengalami masa pancaroba panas dan hujan sehingga cuacanya ekstrem akan berdampak terhadap daya tahan tubuh.
*Ini adalah artikel kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.