TEMPO.CO, Jakarta - Di masa pemulihan Covid-19, penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Salah satunya melalui makanan. Perlu diketahui makanan apa pun yang meningkatkan tingkat stres oksidatif atau menghambat sistem kekebalan tubuh bekerja secara sehat tidak boleh dikonsumsi.
Idealnya, seperti halnya penyakit lain, waktu pemulihan adalah ketika orang harus mengonsumsi makanan bergizi, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian yang sehat, dan bahan-bahan makanan lain yang meningkatkan kekebalan. Dilansir dari Times of India, makanan kaya antioksidan harus dimasukkan ke dalam daftar yang harus dikonsumsi, selain makanan dengan protein tinggi untuk pemulihan lebih cepat.
Baca Juga:
Pastikan juga tidak mengonsumsi terlalu banyak makanan olahan, minuman manis, atau makanan asin, yang tidak hanya buruk bagi kesehatan tetapi juga bisa menurunkan kekebalan tubuh dan memicu peradangan yang tinggi. Jika mengalami gejala pernapasan akut, seperti sesak napas, batuk parah, minum teh yang menenangkan dan kacang-kacangan yang dapat membantu meredakan.
Sementara itu menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hindari makan di luar dan pilih makan di rumah untuk mengurangi tingkat kontak dengan orang lain dan menurunkan kemungkinan terpapar atau menularkan Covid-19. Sebaiknya jaga jarak setidaknya 1 meter dengan yang batuk atau bersin. Hal itu tidak selalu memungkinkan dalam lingkungan sosial yang ramai seperti restoran dan kafe.
Percikan virus dari orang yang terinfeksi dapat mendarat di permukaan dan tangan orang, misalnya pelanggan dan staf, dan dengan banyak orang yang datang dan pergi, Anda tidak dapat mengetahui apakah tangan dicuci secara teratur dan permukaan dibersihkan dan didisinfeksi dengan cukup baik. Menurut artikel di thegourmetjournal, ada beberapa makanan yang harus dihindari berikut ini.
Baca juga: 7 Makanan dengan Kandungan Potasium Lebih Tinggi dari Pisang
Mengandung banyak garam
Peradangan dapat menjadi faktor risiko dalam hal keparahan virus dan konsumsi garam yang berlebihan dapat memperburuk peradangan pembuluh darah. WHO merekomendasikan kita mengonsumsi kurang dari 5 gram garam setiap hari, yang dapat dicapai dengan menyiapkan dan mengonsumsi makanan segar.
Tinggi gula
Meminimalkan konsumsi gula juga dapat membantu mengurangi peradangan. Seringkali makanan yang terbuat dari gula sederhana hanya menawarkan kalori kosong. Artinya makanan tersebut tidak memberikan nilai gizi apa pun. Selain itu, American Journal of Clinical Nutrition menyatakan gula olahan dapat meningkatkan sekresi sitokin yang pada gilirannya menyebabkan peradangan. Jika ingin makan sesuatu yang manis, kita harus mencoba dan beralih ke buah daripada makanan olahan dengan kadar gula rafinasi yang tinggi.
Tinggi lemak
Lemak, khususnya yang jenuh, merupakan elemen lain yang dapat meningkatkan peradangan, mengingat lemak jenuh menyebabkan peradangan pada jaringan lemak. Oleh karena itu, konsumsi lemak jenuh tidak boleh melebihi 10 persen dari asupan kalori harian. Alih-alih mengonsumsi lemak jenuh, yang ditemukan dalam keju dan daging merah, konsumsi lemak harus didasarkan pada lemak yang lebih sehat, seperti telur, ikan berlemak, kacang-kacangan, dan alpukat.
Masih belum ada rekomendasi resmi terkait merancang pola makan untuk melindungi dari COVID-19. Namun, kita dapat mengikuti pedoman ini untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.