TEMPO.CO, Denpasar - Sampah masih menjadi persoalan besar bumi kita. Padahal, tiap tahun, ada Hari Peduli Sampah Nasional yang diadakan tiap tanggal 21 Februari. Untuk meramaikan acara tahunan ini, langkah komunitas mengurangi plastik sekali pakai (LAKSMI) menggelar kampanye nasional #berubahdarirumah.
Tagar ini adalah kampanye aksi kolektif masyarakat untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai selama 30 hari. Tantangan ini dimulai sejak 21 Februari hingga Hari Bumi Sedunia pada 22 April 2021. Selama periode tersebut, setiap orang bisa menceritakan kisah perjuangannya mengurangi pemakaian plastik sekali pakai selama rumah minimal selama 30 hari.
“Ide ini berangkat dari masa pandemi. Kegiatan kita selama berada di rumah mengakibatkan banyaknya penggunaan plastik. Tujuan kampanye ini untuk meminimalisir produksi sampah plastik dari hilir,” kata Dahlia Rera, Assistant Project Manager Saraswati, sekaligus koordinator LAKSMI dalam siaran pers yang diterima Tempo, Sabtu, 20 Februari 2021.
Kampanye #berubahdarirumah merupakan kampanye lanjutan setelah sukses digelar di 2020. Tahun lalu, kampanye ini telah melibatkan lebih dari 200 individu, komunitas, dan institusi di seluruh Indonesia. Bagi siapa saja yang ingin terlibat di aksi kolektif ini dapat mendaftar di www.laksmi.info/mulai-aksi.
Baca juga: Fokus pada Masalah Lingkungan, Intip Gaya Joe Taslim Kurangi Sampah Plastik
“Awalnya tidak mudah membiasakan pengurangan plastik sekali pakai di rumah, tapi saya percaya apa yang dilakukan sekarang di media sosial dapat menimbulkan kesadaran yang terus menggerakkan orang-orang terdekat kita,” kata Marisa Airani, pemilik akun instagram @marqong pejuang kampanye #berubahdarirumah.
Lutfi Yulisa, ibu rumah tangga yang tinggal di Lampung, Sumatera Selatan juga konsisten mengunggah kisahnya untuk mengurangi plastik selama 30 hari. “Kalau saya tidak ikut kampanye berubah dari rumah, mungkin saya tidak akan sampai pada titik perubahan ini,” kata Lutfi Yulisa yang kini ikut menjadi salah satu relawan LAKSMI. “Dari semua perubahan itu, pencapaian yang luar biasa bagi saya adalah menggunakan menstrual cup,” kata Lutfi lagi.
Lutfi mengunggah cerita soal mulai dari membeli nasi uduk dengan menggunakan wadah sendiri sebagai langkah awal. “Sampai akhirnya melakukan hal-hal yang tadinya dianggap sepele seperti mengumpulkan cangkang telur dan sampah-sampah organik serta membeli telur ke warung menggunakan tas kain, sampai belajar membuat mol (pupuk organik cair-red),” kata Lutfi.
Lutfi tidak sendirian, ada banyak pejuang #berubahdarirumah yang butuh dukungan untuk terus konsisten mengurangi sampah plastik sekali pakai. Untuk itu selama periode tantangan berlangsung, LAKSMI juga mengundang masyarakat untuk berdiskusi bersama dalam LAKSMI Talks dan WhatsApp group #berubahdarirumah untuk saling mendukung dalam melakukan kebiasaan mengurangi plastik sekali pakai. Kesadaran seperti ini, setidaknya bisa mengurai persoalan sampah di negara kita.