TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah merilis daftar investasi bodong di 2021. Kejadian ini patut disayangkan karena lagi-lagi investor dirugikan dalam masalah ini. Di sisi lain, keberadaan lembaga investasi bodong menimbulkan kecemasan pada masyarakat yang sedang atau baru mulai berinvestasi.
Perencana Keuangan Finansialku, Rizqi Syam, membagikan beberapa cara agar tidak terjerat dalam investasi bodong. Langkah awal yang harus dilakukan adalah memilih jenis investasi yang tepat. Bagaimana cara mengetahui investasi yang dipilih tepat atau tidak?
Pertama, Anda harus tentukan terlebih dulu apa tujuan keuangan karena berbeda tujuan maka berbeda pula produk investasi yang sesuai. Pada dasarnya, tujuan berinvestasi adalah mencapai tujuan keuangan. Banyak orang yang berinvestasi tanpa didasari oleh tujuan yang jelas.
Berinvestasi dan mengatur keuangan bertujuan memiliki tingkat kecukupan dalam keuangan. Karena itu, coba pikirkan kembali bagaimana hidup cukup yang diinginkan.
Berikutnya, pahami investasi merupakan sebuah proses perjalanan yang butuh waktu. Masih ada yang beranggapan dengan berinvestasi dapat langsung mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Padahal, kenyataannya untuk menjadi seorang investor andal harus banyak belajar dan melalui perjalanan panjang, dimulai dari level konservatif dengan tingkat risiko rendah terlebih dulu. Jika sudah banyak belajar dan mencoba barulah naik ke level moderat sampai agresif.
Usia, latar belakang, pekerjaan, dan kedewasaan berinvestasi akan sangat menentukan produk yang dipakai. Jika masih ragu memulai investasi, sebaiknya berkonsultasi dengan perencana keuangan terpercaya untuk mengetahui posisi dalam berinvestasi saat ini dan produk yang tepat untuk mencapai tujuan keuangan.
Baca juga: Anak Muda Juga Perlu Investasi, Ini Sebabnya
Langkah selanjutnya, pastikan lembaga investasi yang dipilih sehat. Anda dapat mengecek apakah lembaga tersebut sudah memiliki izin dan terdaftar di OJK atau belum. Hal ini sangat penting karena sebagian besar lembaga investasi bodong tidak terdaftar di OJK.
Selain itu, OJK pun selalu memblokir perusahaan investasi yang tidak berizin. Anda bisa cek di laman OJK untuk melihat daftar perusahaan bodong untuk lebih detail. Perusahaan investasi yang sehat pasti memiliki aset dasar yang jelas. Aset dasar ini bisa berupa portfolio efek seperti obligasi atau saham.
Jika perusahaan investasi tidak memberikan kejelasan bagaimana mengelola uang, maka perusahaan tersebut wajib dicurigai. Dalam investasi dikenal istilah high risk high return atau semakin tinggi risiko maka semakin tinggi pula keuntungan yang didapat. Jika ditawarkan investasi dengan iming-iming keuntungan yang besar, Anda perlu berhati-hati sebab mana tahu investasi itu hanyalah penipuan.
Terakhir, jika sudah mulai berinvestasi perlu pemeriksaan berkala. Jangan sampai Anda hanya membayar investasi tanpa tahu apa yang terjadi. Investasi bersifat fluktuatif, ada kalanya kondisi investasi tidak stabil. Investasi bisa dikatakan tidak stabil jika sudah keluar dari perencanaan yang ditentukan.
Karena itu, penting memiliki tujuan keuangan, di antaranya agar tidak panik dalam mengambil keputusan di tengah kondisi investasi yang sedang tidak stabil. Misalnya, tujuan investasi untuk menikah, tetapi memilih produk investasi jangka panjang seperti saham. Jika sewaktu–waktu nilai saham anjlok menjelang pernikahan, maka Anda akan kelimpungan karena waktu pernikahan sudah dekat tapi malah rugi.
Oleh karena itu, penting untuk mempelajari detail produk investasi agar paham betul sebelum eksekusi. Jika waktu tujuan keuangan sudah semakin dekat, sangat disarankan untuk memindahkan portfolio investasi ke produk yang relatif lebih kecil risikonya untuk meminimalisir hal-hal yang berpotensi mengakibatkan kerugian.
Dalam produk investasi selalu ada risiko dan volatilitas, yang terpenting bagaimana bereaksi dan menyiapkan rencana di setiap momentum. Siapkan dengan matang sebelum coba-coba investasi.