TEMPO.CO, Jakarta - Di Jepang, wasabi merupakan salah satu pelengkap yang harus ada nyaris di setiap makanan. Beberapa makanan yang kerap menggunakan wasabi adalah sushi, sashimi, soba, dan sebagainya. Rasanya cukup pedas, tapi tidak meninggalkan rasa menggigit di lidah seperti cabai.
Wasabi termasuk ke dalam tanaman herbal, yang masih satu keluarga dengan kubis atau kol (Cruciferae/Brassicaceae). Sesuai dengan namanya, pelengkap makanan yang memiliki nama latin Eutrema japonica atau Wasabia japonica ini memang berasal dari batang tanaman wasabi.
Batang tanaman tersebut diparut dan diolah lebih lanjut, sehingga menghasilkan pelengkap makanan dengan tekstur menyerupai pasta. Meski demikian, bagian akar dan tangkai daunnya juga mengandung rasa yang cukup kuat sehingga kerap diolah menjadi bahan makanan.
Tak heran, Eutrema japonica memiliki aroma khas yang cukup menyengat disertai dengan rasa yang agak pedas. Pelengkap makanan yang bisa dengan mudah ditemukan di restoran Jepang ini, memberikan rasa pedas yang menusuk dari hidung sampai kepala.
Tanaman herbal ini biasanya tumbuh saat musim semi dan membutuhkan waktu panen kurang lebih 18-24 bulan. Wasabi biasanya memiliki tinggi hingga mencapai 60 cm, dengan panjang akar sekitar 10-20 cm dan ukuran diameter 3-5 cm.
Wasabi memiliki kandungan nutrisi yang tidak sedikit. Tanaman ini dapat menyumbang karbohidrat, protein, serat, dan sedikit lemak. Tidak hanya itu, sejumlah vitamin seperti vitamin A, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K, bisa didapatkan di dalam wasabi ini.
Selanjutnya, wasabi yang kerap tersaji melengkapi makanan Jepang ini mengandung berbagai mineral yang bisa membantu melengkapi kebutuhan harian tubuh. Mulai dari kalsium, tembaga, zat besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, selenium, serta seng.
WINDA OKTAVIA