Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Membangun Rasa Empati Anak Sejak Dini, Begini Caranya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak jenius. shutterstock.com
Ilustrasi anak jenius. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana menumbuhkan rasa empati kepada anak? Tidak jarang, remaja dan anak kerap berperilaku tidak peduli kepada lingkungannya. Seperti membuang sampah sembarangan, marah ketika ditegur, berkata-kata kasar, dan lain sebagainya yang merugikan orang lain.

Maka, orang tua perlu menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak sejak dini kepada anak. Ini penting dilakukan untuk membekalinya agar tumbuh dengan baik.  Sehingga anak tidak hanya sehat dan cerdas, tetapi juga memiliki kebaikan hati.

Empati merupakan kemampuan manusia untuk merasakan kepedulian pada orang lain. Perlunya, ketelatenan untuk menerapkan empati kepada anak. Tidak hanya di lingkungan rumah, anak juga perlu memahami berbagai rasa empati yang bisa ditunjukkan di sekolah.

Rasa empati perlu dimiliki oleh seorang anak karena hal tersebut merupakan kodratnya menjadi seorang manusia.

Ajaran orang tua kepada anak di rumah tentang empati, dapat diterapkannya ketika berinteraksi dengan lingkungan lain. Selain sebagai cerminan kepedulian, rasa empati yang dimiliki anak akan membentuk karakter baik yang akan melekat sepanjang hidupnya.

Anak yang tumbuh dengan rasa empati, membantu membangun serta mempertahankan hubungan yang sehat dan bahagia dengan orang lain.

Tanpa adanya empati di dalam diri anak, maka mereka cenderung akan bersikap tidak peduli dengan sekitarnya. Jika anak tumbuh tanpa rasa empati, ia akan sulit mendapatkan teman karena ia dijauhi atau tidak disukai teman-temannya. Apabila hal tersebut terus-terusan terjadi, tentu akan berpengaruh pada keadaan jiwanya saat dewasa. Saat anak dewasa, ia akan jadi lebih mudah stres, cemas, depresi, dan mudah putus asa

Alhasil, anak akan lebih sering merendahkan, meremehkan, atau mengucilkan orang lain yang sedang mengalami kesulitan.

Menumbuhkan empati pada anak itu tidak sulit, dapat dilakukan sejak dini dengan cara-cara sederhana yang bisa dilakukan setiap saat. Ada berbagai cara di bawah ini untuk menumbuhkan rasa empati pada anak.

  1. Pastikan Kebutuhan Emosional Anak Terpenuhi

Seorang anak dapat merasakan dan mengekspresikan rasa empatinya kepada orang lain, pastikan bahwa kebutuhan emosionalnya sendiri sudah dipenuhi terlebih dahulu.

Penting bagi orang tua memberi dukungan secara emosional kepada anak, sebelum ia memberikannya kepada orang lain.  

  1. Ajari Anak Mengatasi Emosi Negatif

Lumrah bagi setiap orang mengalami emosi negatif seperti rasa marah dan cemburu. Namun, jangan biarkan anak menunjukkan emosi negatif secara terus-terusan.

Sebagai orang tua, lakukan sedini mungkin untuk mengajari anak cara mengatasi emosi negatif dengan cara yang positif. Misalnya ketika anak memukul temannya, jangan langsung memarahinya. Sebaiknya pisahkan pertengkaran tersebut dan tunggu sampai anak agak tenang.

Secara pelan pelan ajak anak dan temannya berbicara tentang apa yang mereka rasakan masing masing. Penting bagi orang tua untuk mendengarkan penjelasan seorang anak dengan saksama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berilah pemahaman kepada anak bagaimana cara mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang lebih baik.

Ketika anak tak mau mengalah dan secara tidak sengaja memukul teman atau saudara kandungnya, maka perlu dijelaskan bahwa perilaku seperti itu dapat menyakiti orang lain secara fisik atau emosional.

Jangan lupa juga beri apresiasi berupa kata kata pujian untuk anak ketika mereka dapat meredakan emosionalnya.

  1. Berikan contoh yang baik

Anak merupakan peniru yang ulung. Segala hal baik dan buruk yang ia tunjukkan tak terlepas dari caranya meniru perilaku orangtua atau orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan rasa empati anak, pastikan orangtua juga memberikan contoh yang baik.

Tunjukkan padanya menjadi orang yang sopan, bersikap baik dan penuh kasih terhadap semua makhluk hidup. Dengan membantu anggota keluarga, teman, tetangga, dan bahkan orang lain yang mengalami kesulitan, kita sudah mengajari si kecil bagaimana menjadi orang yang berempati. 

  1. Rela Berkorban

Dalam konteks anak-anak, rela berkorban tidak kemudian berarti melakukan hal besar dan berefek pada banyak orang. Namun dalam skala kecil seperti mau berbagi bekal dengan teman yang kebetulan tidak membawa bekal, mau meminjamkan alat tulis, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini orang tua harus menunjukkan secara nyata pada si Kecil dan memberikan pengertian mengenai konsep rela berkorban.

Pentingnya konsistensi bagi orang tua agar anak bisa menyerap nilai ini dengan baik. Anak yang rela berkorban akan disukai temannya, sehingga lebih mudah diterima dalam pergaulan.

Rasa empati yang ditunjukkan anak di sekolah tentu merupakan bekal yang diberikan orang tua ketika ia tumbuh dan berkembang di rumah.

  1. Membangun Rasa Peduli Pada Orang Lain

Kepedulian yang dirasakan anak kepada orang lain, penting dilakukan, agar anak mengerti bagaimana kesulitan yang dialami orang lain. Terlebih lagi banyak orang yang menjadi korban ketika masa pandemi saat ini. Orang tua dapat mengajak anak untuk berbagi kepada mereka yang mengalami kesusahan dan tidak seberuntung dirinya. Ini termasuk mengajarkan anak empati.

WILDA HASANAH

Baca: Saat yang Tepat Mengajarkan Sikap Empati Pada Anak

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

1 hari lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.


Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

2 hari lalu

Tiga terdakwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri), Sekjen Kementan RI, Kasdi Subagyono dan mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI, Muhammad Hatta (kanan), mengikuti sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 17 April 2024. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi Adc. Mentan, Panji Hartanto, yang telah mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK untuk ketiga terdakwa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan dalam pengadaan barang dan jasa serta penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

2 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

2 hari lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

2 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

2 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

3 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

7 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.