TEMPO.CO, Jakarta - Kentut merupakan proses biologis yang normal terjadi pada manusia. Dalam kondisi normal, seseorang bisa buang gas atau kentut 10 hingga 20 kali dalam sehari.
Namun beberapa kondisi dapat menyebabkan seseorang susah atau tidak bisa kentut. Akibatnya perut jadi terasa tidak nyaman. Tidak bisa kentut ini bisa menjadi gejala beberapa penyakit.
Untuk mengatasi susah kentut, seseorang disarankan menjalani pola makan sehat dengan menambah asupan makanan berserat, seperti buah dan sayuran. Namun hindari makanan yang dapat menghasilkan gas seperti roti, sereal, pasta, atau sayur dan buah-buahan tertentu, seperti brokoli, asparagus, bawang, kubis, apel, dan pir.
Mengutip dari berbagai sumber, tidak bisa kentut menjadi gejala penyakit seperti:
- Sembelit
Sembelit atau konstipasi merupakan penyebab umum seseorang tidak bisa kentut. Dalam kondisi ini, gas kentut jadi susah melewati usus besar.
Sembelit bisa diatasi dengan mengonsumsi jahe karena bisa mempercepat pergerakan makanan melalui usus.
- Perut kembung
Perut kembung biasanya terjadi akibat penumpukkan gas di dalam saluran pencernaan dan sulit dikeluarkan. Perut kembung umumnya terjadi ketika seseorang terlalu banyak makan, makan terlalu cepat, atau mengonsumsi makanan yang berlemak.
- Obstruksi usus
Obstruksi atau sumbatan pada saluran pencernaan usus dapat disebabkan oleh tinja yang keras, benda asing yang tertelan, hingga tumor atau kanker.
Obstruksi usus dapat menyebabkan seseorang susah kentut disertai beberapa gejala lainnya, seperti hilang nafsu makan, perut kembung, kram atau sakit perut, mual, muntah, serta diare atau konstipasi.
- Radang usus buntu
Radang usus buntu atau apendisitis dapat menyebabkan susah kentut karena adanya penyumbatan pada usus buntu hingga membuatnya meradang dan membengkak.
Selain itu, radang usus buntu juga bisa terjadi karena usus buntu terkena infeksi.
Cara mengatasi susah kentut pun perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Namun, secara umum, penanganan susah kentut bisa dilakukan di rumah, dengan menjalani pola makan sehat.
WINDA OKTAVIA
Baca juga:
Dugaan COVID-19 Menular Melalui Kentut, Ini Kata Kepala Eijkman