TEMPO.CO, Jakarta - Terapi oksigen murni merupakan pertolongan bagi pasien atau orang-orang yang kesulitan mendapatkan oksigen secara mandiri. Hal ini sering terjadi karena adanya gangguan yang menyebabkan paru-paru mencegah penyerapan oksigen.
Melansir laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, terapi oksigen murni bisa dilakukan sesuai anjuran dan instruksi dari penyedia layanan medis. Oksigen diresepkan untuk pasien hipoksemia untuk meningkatkan tekanan oksigen alveolar, dan mengurangi kerja pernapasan. Sementara itu, kadar oksigen disesuaikan dengan kondisi orang yang diterapi, sebab apabila kadar tidak sesuai dapat berakibat serius atau bahkan fatal.
Baca Juga:
Terapi oksigen kadar tinggi, dengan kadar hingga 60 persen, aman pada kondisi tanpa komplikasi seperti pneumonia, tromboembolisme paru, alveolitis fibrosing. Pada kondisi ini tekanan oksigen arterial (PaO2 ) yang rendah biasanya berkaitan dengan kadar karbondioksida arterial (PaCO2) yang rendah atau normal, sehingga hanya sedikit risiko hipoventilasi dan retensi karbondioksida.
Pada asma akut berat, PaCO2 sering kali di bawah normal tetapi dengan memburuknya asma, PaCO2 dapat naik dengan cepat (terutama pada anak-anak). Pasien ini sering kali memerlukan oksigen kadar tinggi dan jika PaCO2 tetap tinggi dengan adanya obat lain, diperlukan ventilasi tekanan positif intermiten. Pada saat fasilitas untuk analisis gas darah tidak segera tersedia (misal dalam perjalanan ke rumah sakit), direkomendasikan untuk memberikan 40 persen-60 persen oksigen melalui masker aliran tinggi.
Terapi oksigen kadar rendah (terapi oksigen terkontrol), disediakan untuk pasien dengan kegagalan ventilasi karena penyakit paru obstruktif kronis atau sebab yang lain. Kadar O2 tidak boleh melebihi 28 persen, pada beberapa pasien kadar di atas 24% mungkin sudah berlebihan. Tujuannya untuk memberikan cukup O2 kepada pasien untuk mencapai tekanan O2 arterial yang dapat diterima tanpa memperburuk retensi CO2 dan asidosis pernapasan. Terapi harus dimulai di rumah sakit karena diperlukan analisis gas darah berulang untuk menetapkan kadar yang tepat.
Oksigen hanya diresepkan untuk pasien di rumah setelah evaluasi seksama di rumah sakit oleh spesialis paru, dan tidak boleh diresepkan sebagai plasebo. Pasien harus diingatkan tentang risiko kebakaran ketika menerima terapi oksigen.
Pada pasien dengan hipoksemia arteri diperlukan pemberian oksigen tambahan pada perjalanan dengan pesawat udara dan harus didiskusikan dengan pihak maskapai penerbangan sebelum perjalanan.
Mengutip laman Healthline, saat melakukan terapi oksigen murni penting memperhatikan tips keamanan, antara lain tidak merokok atau menyalakan api terbuka di ruangan tempat seseorang menggunakan oksigen, jauhkan oksigen dari kompor, oven, dan simpan tabung oksigen di area udara dapat bergerak bebas, jangan menyimpannya di bagasi atau lemari kecil.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Mengapa Oksigen Murni dalam Tabung Oksigen Dicari? Ini Manfaatnya