Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kerap Lakukan Ghosting Dalam Hubungan, Ini Saran Psikolog

image-gnews
Kata
Kata "ghost" baru lekat dengan hubungan romantis dua insan setelah dirilisnya film "Ghost" yang dibintangi Demi Moore dan Patrick Swayze pada 1990. Kini istilah "ghosting" merujuk pada tindakan seseorang yang menghilang tanpa kabar dalam hubungan asmara. (Foto: Paramount Pictures)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaGhosting tergolong sebagai perilaku yang kurang mengenakan. Meski demikian, ghosting adalah cara umum bagi sebagian individu untuk menjauh dari orang lain.

Seseorang kadang hilang tiba-tiba dalam suatu hubungan karena tidak bisa menemukan kalimat yang tepat untuk mengungkapkan ketidakcocokannya. Perasaan khawatir akan berbagai macam pandangan jika pada akhirnya benar-benar mengungkapkan perasaan tersebut.

Ghosting menjadi pilihan yang masuk akal untuk menghindari konflik maupun percakapan yang canggung. Tapi perlu diingat bahwa ghosting bukanlah cara yang tepat untuk mengkomunikasikan niat yang sesungguhnya.

Pelaku ghosting bisa merasa bersalah serta menginginkan hubungan yang lebih sehat dan dewasa seiring dengan berjalannya waktu. Jika pernah menjadi pelaku ghosting, ada hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki diri.

Untuk menjalin ataupun mengakhiri hubungan dengan lebih sehat, psikolog Susan Albers-Bowling dari Cleveland Clinic menyarankan untuk menanyakan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri. “Tempatkan diri pada posisi korban. Tanyakan pada diri sendiri apa yang kita hindari dengan melakukan perilaku ghosting? Apa risiko yang ditanggung jika mengucapkan salam perpisahan? Apa yang ditakutkan?" katanya seperti dikutip dari laman Cleveland Clinic, Jumat, 16 Juli 2021.

Albers berujar kita bisa membiasakan diri untuk berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan ghosting. Terlebih lagi jika tindakan tersebut menyangkut persoalan pekerjaan.

Menurut Albers, hanya karena ghosting dapat dilihat sebagai cara normal untuk mengakhiri hubungan percintaan, bukan berarti ghosting juga sah-sah saja dilakukan untuk  mengakhiri sesuatu di dunia profesional.

"Meskipun ghosting adalah hal yang biasa terjadi dalam dunia percintaan, dalam dunia pekerjaan itu benar-benar bisa merusak karier masa depan,”ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

SITI NUR RAHMAWATI

 

Baca juga:

Dapat Julukan Queen of Ghosting, Apa Sebenarnya Tugas Puan Maharani di DPR?

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Malas Bicara dengan Orang Asing, Pakar Ungkap Alasan di Baliknya

17 jam lalu

Ilustrasi dua wanita mengobrol. shutterstock.com
Malas Bicara dengan Orang Asing, Pakar Ungkap Alasan di Baliknya

Kebanyakan orang malas bersikap ramah dan mengobrol dengan orang asing. Padahal bicara dengan mereka tak selalu buruk, asalkan tetap waspada.


Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

1 hari lalu

Ilustrasi pasangan. dailymail.co.uk
Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.


Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

1 hari lalu

Ilustrasi bos sedang berkomunikasi dengan anggota timnya di tempat kerja. Foto: Unsplash.com/Amy Hirschi
Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

Agar tak ada masalah dalam pekerjaan, cobalah hindari mengucapkan kalimat-kalimat berikut meski bos adalah teman sendiri.


Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

2 hari lalu

Ilustrasi pernikahan. Shutterstock
Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.


Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

3 hari lalu

TalKshop Hari Kartini bertajuk 'Perempuan dan Perannya '/Nakara
Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.


10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

6 hari lalu

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah? Foto: Canva
10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?


7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

6 hari lalu

Kecanduan judi online bisa membuat hidup berantakan. Ketahui cara menghentikan kejaduan judi online yang efektif berikut ini. Foto: Canva
7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

7 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

7 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

7 hari lalu

Marina Beauty Journey 2024/Marina
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.