Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siapa Saja yang Berisiko Tinggi Terinfeksi Jamur Hitam?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Seorang dokter memeriksa mulut Bhalabhai Dhulabhai Rathod, yang menderita Mucormycosis atau jamur hitam, di sebuah rumah sakit di Ahmedabad, India, 28 Juni 2021. Mucormycosis biasa ditandai dengan area hidung menghitam, pandangan yang menjadi kabur atau berbayang, sakit di dada, sesak napas, dan batuk berdarah. REUTERS/Amit Dave
Seorang dokter memeriksa mulut Bhalabhai Dhulabhai Rathod, yang menderita Mucormycosis atau jamur hitam, di sebuah rumah sakit di Ahmedabad, India, 28 Juni 2021. Mucormycosis biasa ditandai dengan area hidung menghitam, pandangan yang menjadi kabur atau berbayang, sakit di dada, sesak napas, dan batuk berdarah. REUTERS/Amit Dave
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat pandemi Covid-19 belum usai, masyarakat dihadapkan dengan kekhawatiran baru akibat penyakit jamur hitam yang mematikan. Penyakit ini ramai diperbincangkan beberapa waktu belakangan setelah India melaporkan ribuan kasus infeksi dan kematian.

Dilansir dari BBC, Rabu, 21 Juli 2021, Kementrian Kesehatan India telah mencatat adanya 45.374 kasus jamur hitam. Jumlah orang yang meninggal pun sudah lebih dari 4.300 jiwa. Mayoritas penderita merupakan pasien yang baru pulih dari Covid-19.

Jamur hitam merupakan penyakit yang dapat menyerang hidung, mata, hingga otak manusia. Penyakit ini disebabkan oleh paparan jamur yang biasa ditemukan di tanah, tanaman, pupuk kandang, serta buah dan sayuran yang membusuk.

Dokter mengatakan bahwa jamur hitam memiliki hubungan dengan steroid yang digunakan untuk mengobati Covid-19. Penggunaan steroid tersebut dapat menurunkan kekebalan tubuh dan akhirnya memicu infeksi jamur.

Selain pasien Covid-19, kelompok lain dengan kekebalan tubuh lemah juga rentan terinfeksi jamur hitam. Mengutip laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, kelompok yang beresiko tinggi terinfeksi jamur hitam antara lain:

1. Orang dengan penyakit diabetes, terutama yang mengalami komplikasi ketoasidosis diabetikum

2. Orang dengan penyakit kanker

3. Orang yang menerima transplantasi organ

4. Orang yang menerima transplantasi sel induk

5. Orang dengan kadar neutrofil yang rendah (neutropenia)

6. Pengguna obat kortikosteroid jangka panjang

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

7. Pengguna narkoba suntikan

8. Orang yang kelebihan zat besi (hemokromatosis)

9. Orang dengan cedera kulit karena operasi atau luka bakar

10. Orang yang lahir prematur

Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi jamur hitam. Meski begitu, orang dengan cara kekebalan tubuh lemah masih bisa menurunkan resiko terinfeksi dengan menghindari area ataupun aktivitas yang melibatkan kontak dekat dengan tanah dan debu.

SITI NUR RAHMAWATI

Baca juga: Fakta Jamur Hitam yang Perlu Dipahami

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

11 jam lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

17 jam lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

5 hari lalu

Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi kepada seorang anak murid perempuan. FOTO ANTARA/Ampelsa/FR
Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.