TEMPO.CO, Jakarta - Pemberian suntikan vaksin Covid-19 bagi golongan usia anak dan remaja, rentang usia 12 sampai 17 tahun, juga memberikan perlindungan bagi tubuh. Tujuannya, agar terhindar dari penularan virus ataupun kemungkinan gejala berat akibat infeksi virus Covid-19 atau SARS Cov-2.
Vaksin bekerja dengan merangsang pembentukan kekebalan terhadap penyakit. Tubuh akan mengingat virus pembawa penyakit, kemudian mengenali dan melawannya.
Program vaksinasi Covid-19 bertujuan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Vaksinasi tak hanya diperuntukkan bagi orang dewasa, namun juga golongan usia anak dan remaja. Hanya saja, bukan merupakan prioritas utama untuk divaksinasi pada awal gelombang vaksinasi.
Akun Instagram DKI Jakarta mengulas lengkap informasi menyangkut vaksinasi untuk anak dan remaja. Pada unggahan tertanggal 16 Agustus 2021 itu, kita dapat mengetahui informasi seputar vaksinasi bagi rentang usia anak hingga remaja.
Vaksinasi pada anak dinyatakan aman. Sebab, sudah terbukti secara klinis. Sebelum dinyatakan layak untuk digunakan, vaksin sudah melewati beberapa tahan uji klinis dan mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.
Anak dan remaja yang hendak mengikuti vaksinasi harus memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya:
- Membawa KTP/KK/KIA atau dokumen lain yang memuat Nomor Induk Kependudukan (NIK)
- Lolos tahap observasi kesehatan di fasilitas kesehatan tempat vaksinasi
- Mendapatkan izin dari orang tua
- Membawa hasil cetak pre-screening apabila mendaftar via aplikasi JAKI
- Membawa pulpen sendiri
Sementara itu, ada pula kriteria anak dan remaja yang tak boleh mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Adapun kriteria tersebut meliputi:
- Sedang demam dengan suhu tubuh 37oC atau bahkan lebih
- Penyintas Covid-19 dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan sebelum vaksinasi
- Melakukan imunisasi lain dalam kurun waktu satu bulan sebelum vaksinasi
- Hamil
- Hipertensi yang tak terkendali
- Diabetes yang tak terkendali
- Sedang menjalani pengobatan imunosupresan
- Punya riwayat penyakit kronik yang tak terkendali
- Punya penyakit Sindrom Gullian Barre, myelitis transversa, acute demyelinating encephalomyelitis.
Vaksinasi biasanya membawa beberapa efek samping, dari yang ringan hingga sedang. Begitu pula dengan vaksinasi pada anak dan remaja. Beberapa gejala yang akan muncul pasca vaksinasis seperti nyeri otot, sakit kepala, demam, panas dingin, serta mual.
Usai mengikuti vaksinasi Covid-19, bukan berarti anak menjadi kebal 100 persen dari infeksinya. Namun, dampak atau gejala yang ditimbulkan apabila terinfeksi menjadi berkurang. Anak tetap harus mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran.
ANNISA FEBIOLA
Baca juga: Ibu Hamil dan Menyusui Vaksin Covid-19, Antibodi Bisa Sampai ke Janin dan Bayi?