TEMPO.CO, Jakarta - Pakar mengatakan peningkatan aktivitas fisik dan stres bisa menambah risiko serangan jantung pada usia muda. Direktur dan konsultan senior kardiologi di Rumah Sakit Superspesialis Dharamshila Narayana, India, Dr. Anand Kumar Pandey, mengatakan umumnya masalah jantung dianggap terkait obesitas, usia tua, atau gaya hidup yang tidak sehat. Tetapi, faktanya usia muda yang sehat juga dapat menderita serangan jantung.
"Kita tidak akan pernah memiliki pengetahuan tentang gaya hidup, yang meliputi jadwal yang padat dan stres. Mereka juga sangat berkaitan dengan kesehatan jantung," jelasnya.
Selain itu, para ahli mencatat stres adalah faktor utama yang berkaitan dengan masalah jantung. "Kadar kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyumbatan di arteri, melebihi kapasitas tubuh untuk berolahraga atau berolahraga memberikan tekanan ekstra pada pembuluh darah dan kondisi yang sama berpotensi menyebabkan serangan jantung," jelasnya, seperti dikutip dari Medindia.
Lebih lanjut, pakar mencatat anak muda tidak lagi melakukan pemeriksaan dua tahunan dan inilah yang menyebabkan mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam tubuh.
"Kadang-kadang Anda tidak merasakan tanda-tanda peringatan. Tetapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah jika mengalami sesak napas dan dada sakit, lengan, atau rahang tidak nyaman saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik," kata ketua Fortis Heart and Vascular Institute, Dr T.S. Kler.
Selain itu, infeksi Covid-19 serta efek jangka panjangnya juga diketahui mempengaruhi kesehatan jantung. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Blood mengatakan respons antibodi abnormal dapat meningkatkan risiko pembekuan darah pada pasien Covid-19 yang mengakibatkan serangan jantung dan stroke.
“Pada masa sekarang, infeksi Covid-19 juga dapat memperburuk masalah pada pasien jantung, bahkan pada pasien pasca-Covid masalah jantung yang paling banyak terlihat,” jelas Pandey.
Para ahli menambahkan kecenderungan genetik atau riwayat keluarga juga menjadi faktor menderita serangan jantung. "Jika memiliki riwayat keluarga penyakit jantung dan berusia di atas 25 tahun. Misalnya, jika memiliki saudara laki-laki yang meninggal pada usia 35 tahun karena serangan jantung, sangat penting untuk memulainya,” jelas Kler.
Baca juga: Masalah Jantung Tak Harus Terasa di Dada, di Mana Lagi?