Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagian Tubuh Sering Bergerak Sendiri, Mungkin Ini Sebabnya

Reporter

image-gnews
Penderita Parkinson
Penderita Parkinson
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada bagian tubuh tiba-tiba bergerak atau bergetar tidak terkendali. Bisa jadi, Anda mengalami tremor. Tremor merupakan gerakan otot yang terjadi pada tubuh secara tidak sengaja dan tidak terkendali dan dapat terjadi di bagian tubuh mana saja dan kapan saja.

Tremor dapat disebabkan berbagai hal, seperti obat, penyakit, cedera, hingga kafein. Namun, biasanya penyebab umum adalah kelelahan otot, terlalu banyak kafein, penuaan, hingga kadar gula darah yang rendah.

Penyebab tremor beragam, sesuai dengan jenis. Agar dapat melakukan pengobatan sesuai dengan penyebab tremor, berikut jenis-jenis yang perlu diketahui, melansir Healthline.

Tremor esensial
Tremor esensial adalah jenis yang paling umum. Meskipun tidak dikaitkan dengan penyakit apapun, sebuah penelitian terbaru menghubungkannya dengan degenerasi ringan di otak kecil, yang merupakan bagian otak yang mengontrol gerakan motorik.

Tremor Parkinson
Tremor jenis ini biasanya dialami oleh pengidap penyakit Parkinson. Ini disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada bagian otak yang mengontrol gerakan tubuh. Kondisi ini lebih sering menyerang yang berusia 60 tahun ke atas.

Tremor distonik
Sesuai namanya, kondisi ini dialami pengidap distonia, suatu kondisi ketika adanya kelainan gerakan kontraksi otot tidak sadar sehingga menyebabkan orang melakukan gerakan yang abnormal secara berulang. Banyak beristirahat dapat membantu meringankan jenis tremor ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tremor serebelar
Serebelar merupakan bagian otak belakang yang mengontrol gerakan dan keseimbangan. Tremor ini rentan dialami oleh peminum berat serta pengidap penyakit seperti stroke, tumor, dan multiple sclerosis.

Tremor psikogenik
Tremor ini biasanya muncul akibat adanya gangguan psikologi. Biasanya, Anda akan melakukan gerakan secara tiba-tiba. Ini dapat terjadi ketika tingkat stres atau depresi sedang tinggi-tingginya. Kondisi ini akan hilang sendirinya saat tingkat stres atau depresi mulai menurun.

Tremor ortostatis
Tremor jenis ini biasanya terjadi di kaki segera setelah berdiri. Getaran ditandai dengan adanya kontraksi otot pada kaki dan tubuh. Jenis tremor ini akan menghilang saat duduk, kaki diangkat, atau berjalan.

Tremor fisiologis
Jenis tremor satu ini sering terjadi sebagai reaksi terhadap obat-obatan tertentu, mengonsumsi alkohol, kadar gula darah rendah, tiroid yang terlalu aktif, atau emosi yang meningkat. Satu-satunya cara menghilangkan tremor jenis ini adalah dengan menghilangkan penyebabnya.

Baca juga: Yakin Anda Pintar? Lihat Tanda di 4 Bagian Tubuh Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

1 hari lalu

Ilustrasi wanita pegal leher. Shutterstock
Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.


Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

1 hari lalu

Ilustrasi pengharum atau parfum. youtube.com
Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

Meskipun terlihat sepele, penggunaan parfum saat tubuh sedang berkeringat bisa menyebabkan aroma yang tak sedap.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

1 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

1 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

2 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

4 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

6 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

6 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

6 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.