TEMPO.CO, Jakarta - Obat antivirus yang diproduksi oleh Pfizer, Paxlovid, diklaim memiliki efektivitas hingga 90 persen untuk mencegah parahnya gejala Covid-19 terhadap pasien dengan risiko tinggi dan nonrawat inap. Dikutip dari laman Pfizer, setelah 28 hari, penelitian menunjukkan tidak adanya laporan kematian pasien yang diberikan Paxlovid.
"Berita tentang Paxlovid ini mengubah banyak hal dalam upaya untuk menghentikan pandemi di skala global," ucap Ketua Pfizer, Albert Bourla, dikutip Tempo dari laman Pfizer, Jumat, 5 November 2021. Data menunjukkan obat antivirus ini berpotensi untuk menyelamatkan banyak nyawa dan mengurangi keparahan infeksi Covid-19. Selain itu, ia berpendapat sembilan dari sepuluh kasus rawat inap dapat segera diatasi.
Atas rekomendasi Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat, Pfizer akan menghentikan langkah lanjutan penelitian ini karena kemanjuran luar biasa yang ditunjukkan Paxlovid. Data hasil Paxlovid akan dikirimkan ke FDA untuk kepentingan Emergency Use Authorization (EUA) atau Otorisasi Penggunaan Darurat.
Paxlovid merupakan protease inhibitor dari SARS-CoV-2-3CL yang dirancang khusus. Obat tersebut bekerja dengan mengganggu kemampuan enzim tertentu untuk memecah protein yang kemudian dapat mencegah replikasi virus corona. Obat yang memperlambat berkembangnya virus dalam tubuh ini memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk “mengejar” virus yang ada.
Uji klinis terus membuktikan keefektifan Paxlovid terhadap variants of concern (VOC) virus SARS-CoV-2 dan tipe coronavirus lain. Namun, agar Paxlovid dapat bekerja secara optimal dalam menyembuhkan Covid-19, data rapid test yang memadai juga diperlukan. Data ini berfungsi sebagai deteksi awal agar obat dapat disalurkan sebelum pasien yang terinfeksi virus menanggung penyakit terlalu lama.
Meskipun sangat menjanjikan, para ahli mengungkapkan obat ini tidak dapat menghentikan pandemi dengan seketika. Pandemi dapat diakhiri dengan tercapainya 80 persen vaksinasi dari keseluruhan populasi dunia agar terbentuk kekebalan kelompok.
DINA OKTAFERIA
Baca juga: Obat Covid-19 Paxlovid dari Pfizer, Efektivitas Hasil Uji Hampir 90 Persen