TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara sangat sulit dihindari. Apalagi jika tinggal di kota besar yang ramai atau daerah yang banyak pabrik. Polutan mikroskopis di udara dapat menyelinap melewati pertahanan tubuh, menembus jauh ke dalam sistem pernapasan dan peredaran darah, merusak paru-paru, jantung, dan otak.
Dampak polusi udara terhadap kesehatan manusia dapat menyebabkan penyakit, seperti gangguan pernapasan, disfungsi kardiovaskular, kanker, bahkan kematian. Dilansir dari Timesofindia, berikut beberapa dampak polusi udara pada tubuh.
Gangguan pernapasan
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 90 persen populasi global menghirup udara yang tercemar, yang terdiri dari gas dan partikel berbahaya yang dapat merusak kesehatan paru-paru. Ketika menghirup polusi udara, kita mengekspos saluran pernapasan ke partikel kecil berbahaya yang dapat mengiritasi saluran udara dan menyebabkan sesak napas, batuk, mengi, asma, dan nyeri dada. Seiring waktu, paparan polusi udara dapat mengembangkan masalah kesehatan lain, mempengaruhi jantung, otak, kulit, dan organ vital lain.
Masalah jantung
Kondisi jantung seperti serangan jantung adalah penyebab utama kematian, menurut WHO. Para ahli percaya ada hubungan langsung antara polusi udara dan pembentukan plak di arteri koroner, yang memasok darah, oksigen, dan nutrisi ke jantung. Ketika menghirup polusi udara, partikel dapat diserap dalam aliran darah, yang kemudian menyebar ke berbagai organ tubuh.
Saat menghirup udara yang tercemar, respons imun berpikir polutan udara adalah bakteri dan memicu respons yang menyebabkan arteri di jantung menyempit dan otot melemah, membuat Anda lebih rentan terhadap serangan jantung.
Risiko fungsi otak
Sampai sekarang, kondisi neurologis seperti stroke, demensia, dan gangguan kemampuan kognitif telah dikaitkan dengan polusi udara. Studi terbaru menunjukkan udara yang berbahaya dan tercemar sebenarnya dapat mempengaruhi fungsi otak dengan cara yang paling ketat. Beberapa penelitian telah mengklaim tingkat polusi udara yang tinggi dapat merusak kemampuan kognitif anak-anak, meningkatkan risiko penurunan kognitif orang dewasa, bahkan mungkin berkontribusi pada depresi.
Kulit rusak
Paparan polusi udara yang berulang dapat merusak kulit juga. Kulit adalah organ terbesar tubuh, yang pertama terkena segala jenis polusi eksternal. Polusi udara diyakini menyebabkan stres oksidatif, yang pada gilirannya menyebabkan jerawat, kerut, dan eksim pada anak-anak.
Gangguan mata
Sejauh menyangkut polusi udara, mata juga bisa rentan terhadapnya. Gejalanya dapat bervariasi dari orang ke orang. Sementara beberapa mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda, yang lain mungkin mengalami mata kering, ketidaknyamanan, dan bahkan iritasi, terutama ketika mata terkena ozon (O3) dan nitrogen dioksida (NO2), hal itu dapat menyebabkan konjungtivitis. Pemakai lensa kontak lebih rentan terhadap komplikasi tersebut.
YINOLA CRISSY ELENROSE HADRIAN | TIMES OF INDIA
Baca juga: Bahaya Polusi Udara, Simak Saran Dokter Paru