Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Biopsi Bukan Hanya Mengidentifikasi Kanker, Bisa Diagnosis Penyakit Lain

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBiopsi merupakan salah satu prosedur medis yang kerap terdengar di telinga. Biopsi sendiri bertujuan untuk mengambil sepotong kecil jaringan atau sampel sel dari tubuh. Sampel itu kemudian diperuntukkan bagi pemeriksaan fisik melalui mikroskop ataupun pemeriksaan kimia.

Prosedur ini merupakan satu-satunya teknik diagnostik yang secara pasti dapat mengidentifikasi jaringan dan sel kanker. Biopsi bisa dilakukan di area tubuh mana pun.

Melansir laman Royal College of Pathologists, biopsi dapat digunakan untuk menyelidiki penyebab gejala seseorang atau membantu mendiagnosis sejumlah kondisi kesehatan yang berbeda. Apabila suatu kondisi kesehatan telah didiagnosis, biopsi dapat mengukur seberapa parah atau pada tahap apa kondisi itu. Sebagai contoh, hasil biopsi dapat menunjukkan seberapa parah suatu organ tubuh.

Sebut saja misalnya kanker. Dengan melihat dan merasakan benjolan atau pertumbuhan sel yang tak biasa, belum bisa dipastikan itu termasuk kanker ganas atau jinak. Biopsi dapat berperan memberikan informasi ini.

Kendati sering dipakai dalam menyelidiki kanker, namun biopsi juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit lain. Misalnya seperti:

  • Gangguan inflamasi, seperti nefritis pada ginjal atau hepatitis pada hati
  • Infeksi, seperti TBC
  • Gangguan kekebalan, seperti pankreatitis kronis

Laman Cleveland Clinic menyebutkan, biopsi juga dilakukan untuk melihat apakah seseorang cocok untuk transplantasi organ. Seseorang yang telah menerima transplantasi organ, perlu dilakukan biopsi untuk untuk memastikan tubuhnya tak menolak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak jarang pula biopsi dilakukan untuk menentukan rencana perawatan. Misalnya, membantu penyedia layanan kesehatan dalam memutuskan apakah operasi adalah pengobatan terbaik. Atau, ada pengobatan lain yang dapat dipertimbangkan sebagai gantinya.

Prosedur biopsi tak bisa dilakukan sembarangan. Biopsi secara rutin dilakukan oleh ahli bedah, dokter kulit, dan juga ahli radiologi.

ANNISA FEBIOLA 

Baca: Dokter Ungkap Kapan Perlu Lakukan Biopsi, Cek Tandanya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Bahan Makanan Alami yang Dapat Membunuh Pertumbuhan Sel Kanker

4 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
7 Bahan Makanan Alami yang Dapat Membunuh Pertumbuhan Sel Kanker

Makanan alami tidak hanya memberikan nutrisi penting bagi tubuh, tetapi juga berperan sebagai pejuang dalam melawan penyakit, termasuk kanker.


7 Fakta Deteksi Dini Kanker dan Metode Pemeriksaanya

4 hari lalu

Pendeteksi Kanker
7 Fakta Deteksi Dini Kanker dan Metode Pemeriksaanya

Meskipun kanker adalah penyakit serius, deteksi dini dapat meningkatkan peluang penyembuhan.


Alasan Peluang Sembuh dari Kanker Lebih Besar Karena Deteksi Dini

4 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Alasan Peluang Sembuh dari Kanker Lebih Besar Karena Deteksi Dini

Deteksi kanker sejak dini sangatlah penting agar penanganan dapat segera dilakukan dan peluang sembuh pun semakin tinggi.


Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

7 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

Meski tak secara langsung menjadi indikator kanker, kedutan bisa juga menjadi sinyal kanker otak, menurut Asosiasi Tumor Otak Amerika.


Saran Pakar untuk Tekan Kasus Kanker Serviks, Salah Satu Penyebab Kematian Tertinggi

7 hari lalu

Ilustrasi Kanker Serviks. Cancerbox.org
Saran Pakar untuk Tekan Kasus Kanker Serviks, Salah Satu Penyebab Kematian Tertinggi

Kanker serviks bisa dideteksi dan dicegah dengan melakukan pap smear secara rutin. Berikut penjelasan pakar ginekologi onkologi.


Terdapat 230 Ribu Kematian Akibat Kanker, Kemenkes Kampanyekan Vaksinasi HPV

9 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Terdapat 230 Ribu Kematian Akibat Kanker, Kemenkes Kampanyekan Vaksinasi HPV

Budi meluncurkan serangkaian inisiatif yang bertujuan meningkatkan akses terhadap deteksi dini kanker dengan mengandalkan kemitraan internasional.


4 Hal Penting yang Dianjurkan Peneliti Demi Turunkan Risiko Kanker

11 hari lalu

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
4 Hal Penting yang Dianjurkan Peneliti Demi Turunkan Risiko Kanker

Para peneliti di Mass General Brigham menyebut empat strategi spesifik untuk menurunkan risiko kanker. Berikut pendapat pakar.


Urolog Minta Pria 45 Tahun ke Atas Rutin Periksa Kanker Prostat

12 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Urolog Minta Pria 45 Tahun ke Atas Rutin Periksa Kanker Prostat

Spesialis urologi mengingatkan laki-laki yang telah menginjak usia 45 tahun harus melakukan pemeriksaan kanker prostat, ini alasannya.


Bintang Broadway Gavin Creel Berpulang di Usia 48 Tahun karena Kanker Langka

12 hari lalu

Gavin Creel. Foto: Instagram.
Bintang Broadway Gavin Creel Berpulang di Usia 48 Tahun karena Kanker Langka

Aktor Gavin Creel berpulang pada usia 48 tahun akibat kanker langka. Kepergiannya sangat mengejutkan Broadway.


Efek Kandungan Hidrokuinon Tinggi pada Skincare, Keracunan hingga Kanker

15 hari lalu

Ilustrasi cuci muka. Shutterstock
Efek Kandungan Hidrokuinon Tinggi pada Skincare, Keracunan hingga Kanker

Dokter kulit mengatakan penggunaan hidrokuinon dengan kadar tinggi dapat menyebabkan efek jangka panjang, salah satunya potensi kanker.