Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Bahaya Mengkonsumsi Ikan Asin Secara Berlebihan

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Pekerja menjemur ikan hasil tangkapan nelayan di Sentra Pengolahan Ikan Asin di kawasan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin, 22 November 2021. Sebelum memasuki proses penjemuran, ikan tersebut direndam dengan air dan garam sekitar 1 hingga 2 jam. TEMPO/Daniel Christian D.E
Pekerja menjemur ikan hasil tangkapan nelayan di Sentra Pengolahan Ikan Asin di kawasan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin, 22 November 2021. Sebelum memasuki proses penjemuran, ikan tersebut direndam dengan air dan garam sekitar 1 hingga 2 jam. TEMPO/Daniel Christian D.E
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMasyarakat Indonesia sangat menggemari makan sepiring nasi dengan ikan asin sebagai lauk. Rasanya memanglah nikmat. Namun, perlu diperhatikan agar tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Sebab, akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Dilansir dari unair.ac.id, pengawet dalam olahan ikan seperti diawetkan dan diasinkan dapat menyebabkan mutasi sel di dalam tubuh. Protein yang terkandung di dalam ikan akan menjadi unsur yang berbahaya. 

Meski menawarkan manfaat bagi kesehatan, terlalu banyak mengonsumsi ikan asin berisiko menimbulkan berbagai penyakit. Salah satunya memberatkan kerja ginjal dan jantung.

American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan ikan asin memiliki kadar sodium yang tinggi. Kandungan sodium karena jumlah garam yang tinggi dalam ikan asin tidak baik untuk tubuh.

Garam memang dibutuhkan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik. World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk tidak mengonsumsi garam lebih dari 5 garam setiap hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bila garam terakumulasi dalam tubuh, tubuh menahan air untuk mengencerkan garam yang mengakibatkan meningkatnya jumlah cairan dalam aliran darah. Peningkatan ini memberikan pekerjaan ekstra pada jantung untuk memompa dan mengalirkan darah. Sehingga aliran darah meningkat. Bila dibiarkan akan menyebabkan pembuluh darah kaku.

Selain penyakit jantung, mengonsumsi ikan asin berlebihan dapat memicu penyakit kanker. Proses pengasinan dan penjemuran di bawah sinar matahari menimbulkan reaksi pada zat nitrit dari daging ikan. Proses ini membentuk nitrosamin, yaitu zat karsinogen yang dapat memicu kanker.

ANNISA FEBIOLA

Baca juga: Awas, Kebanyakan Makan Ikan Asin Bisa Memicu Kanker

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

14 jam lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

1 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

1 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

2 hari lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

4 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

5 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

5 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

7 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

8 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

9 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.