TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin Anda berniat untuk memiliki investasi di 2022 tetapi masih bingung jenis apa yang bisa dipilih agar untung. Sebelum berinvestasi, ada beberapa hal yang harus dipikirkan, terutama instrumen investasi yang dipilih.
Jika berpikir untuk memulai investasi di awal 2022, berikut yang harus diperhatikan agar hasilnya memuaskan, seperti dikutip dari cimb.co.id.
Pilih platform yang tepat
Investasi ibaratnya seperti menanam pohon. Banyak berselancar dan mencari tahu platform investasi yang tepat untuk pemula serta jangan sampai salah mengikuti cara berinvestasi karena akan sangat merugikan.
Tanamkan pola pikir yang tepat
Optimis, pantang menyerah, dan tidak takut mengambil risiko. Tanamkan pola pikir tersebut sebelum memulai. Pola pikir adalah salah satu dari sekian banyak hal yang mempengaruhi kesuksesan selain kerja keras, pengalaman, keahlian, jaringan, dan sebagainya karena pada dasarnya pola pikir mempengaruhi kebiasaan dan tindakan setiap hari. Kesuksesan dipengaruhi oleh pola pikir memiliki persentase 80 persen dan 20 persen adalah keahlian.
Jangan abaikan inflasi
Cara investasi ini yang patut dihindari. Jika mengabaikan inflasi dalam memilih sarana investasi jangka panjang, bisa jadi investasi mengecil daya belinya. Menurut laporan dari Bank Indonesia, pada Agustus 2013 Indonesia mengalami inflasi sebesar 8,79 persen dan pada Juli 2013 8,61 persen. Artinya, jika menanamkan uang di bank BUMN, deposito yang memberikan bunga 5,46 persen untuk 1 tahun atau bahkan di bank swasta nondevisa, yang terkenal dengan suku bunga yang tinggi, 7,21 persen untuk 1 tahun, Anda memiliki risiko inflasi, yakni nilai tunai akan berkurang oleh inflasi.
Bagi modal
Salah satu hal yang harus diperhatikan agar cara berinvestasi pemula dapat terealisasi adalah dengan terlebih dulu membagi modal yang dimiliki ke dalam beberapa aset atau yang biasa disebut dengan diversifikasi. Contoh yang umum adalah diversifikasi di emas, saham, properti, dan surat utang.
Pilih investasi yang tepat
Cara berinvestasi yang satu ini memang harus menyesuaikan dengan tujuan dan kemampuan secara finansial. Ada berbagai jenis investasi yang bisa ditemukan di pasar saham. Saham, obligasi, deposito, dan lainnya. Setiap jenis memiliki kelebihan dan keuntungan masing-masing dan tentunya dengan kisaran risiko yang juga berbeda.
Urutan dari jenis yang risiko dan imbalannya tertinggi adalah saham, reksa dana, obligasi, dan terakhir deposito. Untuk berinvestasi saham, kuatkan mental dan pelajari lebih mendalam tentang seluk beluk berinvestasi saham secara komprehensif untuk mengetahui risiko. Salah satu cara yang tepat agar dapat mengetahui cara berinvestasi yang tepat adalah dengan mengikuti workshop tentang investasi atau berkonsultasi dengan para pakar yang sudah berpengalaman.
Mulai dengan investasi kecil
Demi menumbuhkan rasa percaya diri, memulai dengan modal sedikit demi sedikit adalah cara berinvestasi untuk pemula. Pilih investasi yang sudah terjamin dan memiliki performa yang baik selama 5-10 tahun terakhir. Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut kepada pialang. Untuk referensi, bacalah lebih banyak buku mengenai tips bermain saham untuk pemula atau mengikuti seminar serta perkembangan saham di internet.
Jangan terlalu berlebihan
Sebagian besar ketakutan terbesar setiap orang adalah kehilangan uang. Anda akan terbiasa dengan kondisi pasar seiring berjalannya waktu. Tetap tenang dalam menyikapi kondisi yang ada dan sebisa mungkin untuk tidak berutang. Terlalu berlebihan dalam berinvestasi akan mempengaruhi mental dan psikologis, khususnya untuk para pemula. Jangan gampang terkecoh dengan hal-hal atau rekomendasi cara berinvestasi yang menurut Anda belum tentu benar.
Jangan terlalu sering memantau
Hal ini bisa diterapkan jika ingin berinvestasi yang aman dan bikin tenang karena terlalu sering memonitor atau memantau perkembangan investasi justru mengakibatkan khawatir dan takut mengambil keputusan.
Pada dasarnya, tujuan utama berinvestasi adalah untuk membangun kekayaan dalam jangka waktu yang panjang. Jadi, apa yang terjadi dengan performa investasi sehari-hari adalah hal yang kurang relevan. Karena itu, pantaulah investasi Anda, misalnya sebulan sekali. Jangan sampai karena terlalu berapi-api ingin belajar dan mengikuti cara berinvestasi yang ada, Anda malah merasa tidak aman dan tenang.
Sementara itu, Rico Yapotra bersama dan Christian Wirajaya selaku pendiri estudi.co.id melihat kurangnya literasi finansial masyarakat di Indonesia. Menurut OJK, tingkat literasi keuangan di Indonesia pada 2019 hanya 38,03 persen. Itulah alasan mereka mendirikan startup estudi.co.id untuk membangun Indonesia pintar dalam literasi keuangan dengan menyediakan platform edukasi digital secara gratis maupun berbayar untuk masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial.
“Dengan meningkatkan literasi keuangan masyarakat, tentunya akan menurunkan tingkat risiko dalam berinvestasi.” ujarnya.
Rico dan Christian memiliki visi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat sampai tidak ada lagi yang terjerumus ke dalam produk investasi ilegal. Mengikuti perkembangan zaman, estudi.co.id memberikan akses materi pembelajaran termasuk saham, mata uang kripto, NFT, komoditas, dan derivatif sampai ke cara membedakan antara pialang atau sekuritas yang legal dan ilegal serta produk investasi yang tepat di Indonesia.
Baca juga: Tidur pun Bisa Dapat Uang, Cek Caranya