Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Betulkah Stres Bisa Sebabkan Penurunan Berat Badan Ekstrem?

Reporter

image-gnews
ilustrasi stres (pixabay.com)
ilustrasi stres (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak yang menyebutkan bahwa stres dapat menurunkan berat badan. Bukan hanya itu, gejala stres lainnya dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan pencernaan, sakit dan nyeri, otot tegang, perubahan suasana hati, kelelahan, kesulitan jatuh atau tetap tertidur, kesulitan dengan memori jangka pendek, peningkatan denyut jantung, juga penurunan gairah seks.

Seperti yang disebutkan dalam situs healthline.com, kondisi stres dapat mempengaruhi perilaku yang berbeda dari biasanya. Seperti bekerja sambil makan siang atau begadang. Akibatnya justru dapat memperburuk reaksi internal tubuh terhadap stres, sehingga tubuh dapat mempercepat metabolisme tubuh. Bahkan dapat menimbulkan gejala sakit perut, maag, diare, dan sembelit.

Dalam situs lain, medicalnewstoday.com disebutkan bahwa stres mempengaruhi hampir setiap area tubuh, termasuk sistem dan proses tubuh dapat menyebabkan penurunan berat badan dengan cara yang berbeda. 

Stres Menjadi Penyebab Penurunan Berat Badan?

Saat stres seseorang akan memilih makanan yang buruk sebagai akibat dari stres dapat berkontribusi pada peradangan yang meluas dan penurunan berat badan. Peradangan tersebut mempengaruhi aktivasi saraf vagus, yang memengaruhi cara usus memproses dan memetabolisme makanan.

Begitupun sistem saraf simpatik, efeknya dapat memicu pelepasan epinefrin, juga disebut adrenalin, dari kelenjar adrenal. Aliran epinefrin mengaktifkan respons melawan-atau-lari tubuh, yang mempersiapkan seseorang untuk melarikan diri atau melawan ancaman yang akan datang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Epinefrin akan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat serta pernapasan menjadi lebih cepat, dan membakar kalori. Selain itu, kondisi ini dapat mengubah cara usus mencerna makanan dan mengubah kadar glukosa darah. Bukan hanya menyebabkan penurunan berat badan, tapi beberapa orang justru mengalami kenaikan berat badan akibat stres.

SABAR ALIANSYAH PANJAITAN

Baca: Saat Stres, ini yang Terjadi dalam Tubuh

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

1 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

3 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

3 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

4 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

4 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

7 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

8 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

8 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

8 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

8 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.