TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis Penyakit Dalam RS Sari Asih Karawaci Tangerang, dr. Khalid Mohammad Shidiq, mengatakan meski ringan dan memiliki gejala seperti batuk, pilek, nyeri kepala dan tenggorokan, namun gejala Omicron tak mudah dihilangkan dengan obat warung. Ia mengatakan saat ini belum ada terapi khusus untuk pengobatan terhadap COVID-19 varian Omicron. Untuk itu, vaksinasi masih merupakan tatalaksana yang utama dalam rangka pencegahan.
“Meski gejala Omicron ringan, tapi kita tidak boleh lengah dan tetap menjalankan protokol Kesehatan,” kata Khalid.
Menurutnya, varian Omicron tengah menjalani transmisi lokal. Tiga pasien di Indonesia yang terkonfirmasi positif Omicron meninggal dunia dan satu di antaranya tidak pernah bepergian ke luar negeri. Gejala yang di timbulkan oleh varian Omicron ini cenderung ringan tetapi untuk kelompok rentan dan memiliki komorbid, gejalanya dapat memberat.
Varian Omicron diketahui memiliki gejala seperti flu biasa. Meskipun serupa, penanganannya tidak bisa disamakan, terlebih penularannya juga lebih cepat dibanding varian virus corona lain sehingga perlu diatasi segera.
“COVID-19 ini bukan merupakan suatu aib, ini merupakan suatu penyakit yang dapat sembuh. Oleh karena itu, jika memiliki gejala yang mengarah dan memiliki riwayat risiko paparan, kita tidak perlu ragu untuk memeriksakan diri ke fasilitas Kesehatan,” jelasnya.
Di fasilitas kesehatan, tim medis akan melakukan standar pengecekan menggunakan PCR sebagai standar utama, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pemeriksaan genome sequencing untuk menentukan jenis virusnya.
"Jadi, kita harus disiplin menerapkan prokes dan saling mengingatkan sebab penularan virus ini begitu cepat dan jika ada gejala maka segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat," ujarnya.