TEMPO.CO, Jakarta - Pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan peluang terkena stroke karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol. Ada sekitar 1,3 juta penderita stroke di Inggris dan gejala akan tergantung pada bagian otak yang terpengaruh dan tingkat kerusakannya.
Universitas Leeds menemukan orang yang makan makanan berserat tinggi mengalami risiko lebih rendah terkena stroke pertama kali. Pedoman pemerintah yang diterbitkan pada Juli 2015 mengatakan asupan serat makanan harus meningkat menjadi 30 gram sehari sebagai bagian dari diet seimbang yang sehat karena kebanyakan orang dewasa hanya makan rata-rata sekitar 18 gr sehari, kita perlu menemukan cara untuk meningkatkan asupan.
Penelitian di universitas tersebut menunjukkan peningkatan 7 gram serat makanan per hari dikaitkan dengan penurunan 7 persen risiko stroke pertama kali. Para peneliti menganalisis dan menggabungkan hasil dari delapan studi yang diterbitkan antara 1990-2012.
“Sebagian besar orang perlu makan lebih banyak serat dan memiliki lebih sedikit gula tambahan dalam makanan. Makan banyak serat dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan kanker usus yang lebih rendah," demikian penjelasan NHS, dilansir dari Express.
Karena itu, menurut mereka, sangat penting untuk mendapatkan serat dari berbagai sumber karena makan terlalu banyak jenis makanan mungkin tidak memberi pola makan seimbang yang sehat. Asosiasi Stroke mencatat makanan tinggi serat membantu mengurangi jumlah kolesterol dalam darah. Jadi, ketika memilih makanan bertepung, pilih sereal gandum utuh, beras merah, atau biji-bijian seperti gandum utuh.
Baca Juga:
Sementara, diet yang tidak sehat dapat meningkatkan peluang terkena stroke karena dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan kadar kolesterol. Yayasan Jantung Inggris mengingatkan serat tidak hanya untuk pencernaan tetapi juga dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
Baca juga: Alasan Minyak Zaitun Bagus untuk Mencegah Stroke dan Penyakit Jantung