TEMPO.CO, Jakarta - Polisi baru-baru ini menetapkan DJ Chantal Dewi sebagai tersangka kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu . Mengapa narkoba jenis ini membuat seseorang kecanduan?
Dilansir dari medlineplus.gov, metamfetamin alias sabu adalah bubuk yang bisa dibuat menjadi pil atau batu kristal. Bubuknya bisa dimakan atau dihirup ke hidung atau bisa juga dicampur dengan cairan dan disuntikkan ke tubuh dengan jarum. Sementara sabu kristal dihisap dengan pipa kaca kecil.
Sabu, mengutip dari laman WebMD, populer di kalangan pengguna narkoba karena bisa bekerja dengan cepat dan menghasilkan sensasi euforia yang intens. Selain itu, sabu bisa menyebabkan penggunanya merasa percaya diri dan memiliki energi lebih.
Dilansir dari Medical News Today, sabu bisa membuat orang kecanduan karena sejumlah besar dopamin tetap berada di sinapsis sel-sel otak dalam jangka waktu yang lama setelah digunakan. Dopamin ini yang membuat sel tetap aktif dan memungkinkan pengguna mengalami perasaan euforia yang kuat.
Setelah beberapa saat, pengguna tidak bisa memproduksi dopamin secara alami dan membutuhkan obat untuk merasa normal. Ia pun membutuhkan dosis yang lebih besar untuk mengalami perasaan euforia.
Meski tampaknya menyenangkan, penggunaan sabu bisa membuat orang semakin kecanduan dan berdampak buruk bagi kesehatan. Sabu bisa meningkatkan risiko masalah jantung, seperti nyeri dada, irama jantung yang tidak normal, dan tekanan darah tinggi.
Ini menyebabkan serangan jantung, diseksi aorta akut, atau kematian jantung mendadak, bahkan setelah menggunakan obat untuk pertama kalinya. Risiko ini lebih tinggi bila pengguna menggunakan sabu dengan alkohol, kokain, atau opioid.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Ini 4 Terapi Saintifik yang Bisa Dicoba bagi Pecandu Sabu-sabu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.