TEMPO.CO, Jakarta - Musikus Indonesia Glenn Fredly meninggal pada 8 April 2020. Banyak teman dari kalangan artis hingga politikus merasa kehilangan dengan kabar berpulangnya penyanyi bersuara merdu ini. Penyanyi bernama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamallo meninggalkan keluarga, teman, hingga penggermarnya pada usia 44 tahun. Ia meninggal karena sakit radang selaput otak atau meningitis.
Menginitis merupakan peradangan pada cairan dan selaput (meninges) yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Penyebabnya bakteri streptococcus pneumoniae (pneumococcus) yang juga bisa menjadi penyebab pneumonia bila menyerang paru-paru.
Gejala Menginitis
Gejala meningitis antara lain kaku pada leher, itu menjadi salah satu tanda khas kala mengalami menginitis. Begitu ungkap spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Vonny Ingkiriwang.
“Yang khas karena ini menyerang ke selaput otak, kita bisa lihat adaya kaku pada leher. Kalau kita menekukkan kepala sambil rebah tidak bisa terjadi karena kekauan. Di sini lah kita bisa menduga adanya menginitis,” katanya.
Gejala lainnya juga bisa dilihat dari sulitnya penderita melihat sinar dan merasa silau. Terlihat seperti bingung karena infeksi di kepala menyebabkan sakit kepala berat dan bisa menyebabkan demam tinggi. “Untuk memastikannya, biasanya kami melakukan pemeriksaan cairan sumsum tulang,” ujar Vonny.
Bakteri streptococcus pneumoniae normalnya berda di hidung dan tenggorokan tetapi saat keluar, misalnya teraspirasi masuk ke dalam paru-paru, maka menyebabkan terjadinya pneumonia. “Kalau bakteri masuk ke darah, mampir ke selaput otak, menyebabkan menginitis. Kalau masuk ke telinga menyebabkan infeksi pada telinga,” ujarnya.
Cara Mencegah Menginitis
Fandy Susatia Spesialis Saraf dari RS Siloam mengatakan ada beberapa cara mudah yang bisa dilakukan selain dengan vaksin. Hal pertama adalah dengan minum air bersih dan makan makanan yang diolah dengan baik. Mencuci tangan selama 20 detik, terutama saat merawat atau berada dengan orang yang terkena infeksi, juga dapat menjaga dengan tidak meludah sembarangan.
“Tutup mulut saat batuk dengan tisu, sapu tangan, atau tangan. Jika menggunakan tisu, buang tisu ke tempat sampah. Kemudian, jika menggunakan tangan, segera cuci tangan,” ujarnya.
Pencegahan dapat dilakukan juga dengan membersihkan lingkungan sekitar dengan menggunakna sabun dan air atau kkroin untuk membunuh kuman-kuman penyebab infeksi. Lakukan juga vaksinasi secara berkala, seperti vaksin Haemophilus influenzaeType b, Pneumococcal vaccine, dan Meningococcal vaccine.
“Gaya hidup yang tak sehat dapat berpengaruh pada penyakit ini. maka, hindari pemakaian barang-barang secara bersama seperti pisau cukur, handuk, dan sikat gigi,” kata dia.
Faktor Risiko Penyebab Menginitis
1. Kekebalan tubuh yang lemah
dapat menjadi rentan terserang penyakit dan infeksi yang bisa menyebabkan menginitis. Beberapa penyakit hingga perawatan tertentu, bisa membuat sistem kekebalan tubuh atau sistem imun seseorang menjadi lemah seperti HIV/AIDS.
2. Kehamilan
Ibu hamil memiliki risiko terinfeksi listeriosis, sebuah infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria. Bakteri listeria adalah bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis
3. Umur
Penyakit ini memang tidak memilih korban, karena setiap usia berisiko terkena menginitis. Tapi ada golongan usia yang lebih rentan terkena penyakit ini yaitu anak-anak di bawah usia 5 tahun berisiko mengidap virus meningitis. Selain itu bayi juga lebih rentan terserak bakteri menginitis.
YOLANDA AGNE
Baca: Meningitis Bisa Menular Lewat Ciuman, Pahami Penyebabnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.