TEMPO.CO, Jakarta - Berkat kartun Popeye, bayam hingga kini dikenal sebagai “makanan super”. Salah satunya karena kandungan zat besinya yang tinggi. Namun, ternyata bayam bukanlah makanan tinggi zat besi.
Dilansir dari laman Nutritics, untuk mengklaim sebuah makanan adalah sumber zat besi, sejumlah 100 gram makanan itu harus mengandung setidaknya 15 persen dari asupan harian zat besi yang direkomendasikan, yaitu 14 milligram. Makanan yang digolongkan sebagai zat besi “tinggi” harusnya memiliki kandungan zat besi dua kali lipat jumlah ini atau sekitar 28 milligram.
Bila dibandingkan dengan sayuran berdaun lain, seperti kangkung, kandungan zat besi bayam memang lebih tinggi. Dalam 100 gram bayam, terkandung 2,1 hingga 2,7 milligram zat besi. Sedangkan pada 100 gram kangkung terkandung 1,7 milligram zat besi.
Meski lebih tinggi daripada kangkung, namun jumlah itu masih jauh untuk menyatakan bayam sebagai makanan “tinggi zat besi”. Jadi, lebih tepat jika bayam disebut sumber zat besi, bukan makanan dengan zat besi tinggi.
Dilansir dari Medical News Today, konsumsi zat besi penting untuk kesehatan tubuh. Seseorang yang kekurangan zat besi bisa menyebabkannya mengalami kekurangan zat besi. Seiring perkembangannya, itu bisa mengembangkan anemia defisiensi besi, bahkan dapat mengancam jiwa.
Orang yang kekurangan zat besi biasanya memiliki masa rawat inap yang lebih lama, hasil yang lebih buruk saat sakit, risiko masalah kesehatan jantung yang lebih tinggi, dan risiko kematian yang lebih tinggi secara keseluruhan. Untuk mencegahnya, konsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti bayam, buncis, telur, daging merah, dan sebagainya.
AMELIA RAHIMA SARI