TEMPO.CO, Jakarta - Makanan berlemak, berkalori tinggi, dan mengandung banyak gula adalah sejumlah faktor berat badan cepat naik setelah Lebaran. Namun demikian, makanan bukan faktor tunggal.
Dr. Yosef Fransiscus, Health Claim Senior Manager Sequis, mengatakan ada faktor lain yang mempengaruhinya, yakni kurang tidur dan beraktivitas fisik.
"Saat tubuh kurang tidur, hormon insulin, leptin, dan ghrelin menjadi tidak seimbang yang dapat memicu nafsu makan lebih tinggi sehingga durasi dan porsi makan bisa lebih banyak dari biasanya," ucap Yosef.
Sementara itu, minimnya aktivitas fisik seperti tidak berolahraga menyebabkan tubuh mengalami surplus kalori. Kelebihan kalori dalam tubuh ini jika tidak habis terbakar bakal menjadi timbunan lemak sehingga berat badan pun akan melonjak. Menurut Yosef, cara mengatasinya adalah jangan tergesa-gesa atau terlalu cepat saat menyantap makanan.
Selain itu, sebaiknya tidak memesan makanan dan camilan dalam jumlah banyak saat di restoran agar jika tidak habis tidak perlu dibawa pulang ke rumah. Yosef menyarankan tetap aktif berolahraga sebagaimana sering dilakukan pada awal pandemi agar tubuh tetap kuat dan imunitas terjaga.
Berolahraga merupakan cara sederhana dan murah untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, membantu mengendalikan kenaikan berat badan, serta memelihara fungsi organ tubuh. Anda dapat melakukan olahraga seperti jalan pagi, berenang, dan jogging minimal tiga kali seminggu dengan durasi 15-45 menit. Nantinya, durasi dan interval tersebut dapat ditambah seiring kemampuan tubuh.
"Bagi yang sehat, tidak ada masalah dengan jantung atau persendian kaki serta berat badan tidak berlebih, dapat berolahraga lari atau bersepeda," kata Yosef.
Baca juga: Dapatkan Berat Badan Ideal dengan Memperhatikan Hal Berikut