TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia selalu mendapatkan paparan sinar matahari. Ternyata, satu dari tiga anak usia SD di Jakarta kekurangan vitamin D.
Melalui Instagram @amanpulungan, Profesor Ilmu Kesehatan Anak, Prof. Aman Bhakti Pulungan, menyebut salah satu faktor yang paling mempengaruhi kadar vitamin D pada anak-anak ialah lamanya paparan sinar matahari. Tidak hanya itu, melalui unggahan tersebut, ia juga menyampaikan kadar vitamin D pada tubuh anak juga dipengaruhi oleh beberapa hal lain, seperti indeks massa tubuh dan penggunaan tabir surya.
Kurangnya kadar vitamin D pada tubuh diketahui dapat dipicu oleh sejumlah hal, yakni kebiasaan menghindari sinar matahari, melakukan banyak kegiatan di dalam ruangan, dan polusi udara. Kebiasaan-kebiasaan tersebut mampu mengurangi pembuatan vitamin D pada kulit. Hal ini menyebabkan diperlukannya tambahan asupan vitamin D pada tubuh yang didapatkan dari makanan ataupun suplemen.
Kapan anak-anak dapat dinyatakan mengalami kekurangan vitamin D? Menurut data Panduan Praktik Klinis IDAI yang dikeluarkan pada 2018, kadar vitamin D dalam darah dapat diukur dalam bentuk 25-hidroksi vitamin D. Pertama, kadar vitamin D yang berada pada angka 30-100 ng/ml tergolong dalam kadar vitamin D yang bersifat normal. Kedua, jika kadar vitamin D pada tubuh berada pada angka 21-29 ng/ml, maka kadar vitamin D dalam tubuh bersifat insufisiensi atau tidak cukup. Angka tersebut menunjukkan orang berpotensi mengalami kekurangan vitamin D.
Ketiga, kadar vitamin D yang berada pada angka <20 ng/ml atau defisiensi. Keadaan ini menunjukkan orang kekurangan vitamin D karena tubuhnya tidak mendapatkan asupan vitamin D yang cukup. Kondisi terakhir adalah defisiensi berat atau keadaan di mana kadar vitamin D dalam tubuh sudah berada di bawah 5 ng/ml.
Untuk mengatasi defisiensi pada anak, orang tua dapat memberikan vitamin D dalam dosis tinggi yang sesuai dengan anjuran dokter. Berikut aturan pemberian vitamin D pada anak. Usia 0-1 tahun diberikan vitamin D 2000 IU/hari atau 50.000 IU/minggu selama enam minggu. Hal ini ditujukan untuk mencapai kadar vitamin D diatas 30 ng/ml.
Selanjutnya, anak usia SD tersebut dapat diberikan vitamin D dengan dosis 400-1000 IU/hari. Usia 1-18 tahun diberikan vitamin D 4000 IU/hari atau 50.000 IU/minggu selama enam minggu, guna mencapai kadar vitamin D di atas 30 ng/ml. Untuk selanjutnya, diberikan dengan dosis 600-1000 IU/hari.
Sekedar informasi, kadar vitamin D dalam tubuh dapat dikatakan normal jika banyak paparan sinar matahari yang diterima tubuh sebanyak 400 IU. Jika berpotensi mengalami defisiensi, maka untuk umur 0-1 tahun harus mendapatkan asupan vitamin D sebanyak 400 IU sedangkan umur di atas 1 tahun harus mendapatkan asupan vitamin D sebesar 600 IU/hari untuk mengoptimalkan kesehatan tulang dan fungsi otot.
Vitamin D diketahui memiliki sejumlah fungsi penting bagi tubuh, seperti menjaga kesehatan tulang, otot, jantung, menjaga sistem imun tubuh, mengurangi risiko diabetes melitus dan kanker, membantu regulasi inflamasi, serta menjaga kadar kalsium dalam tubuh.
Baca juga: Tanda Tubuh Kekurangan Nutrisi