Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Stres Berakibat Gangguan Pencernaan?

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaStres yang terlalu sering mempengaruhi kesehatan. Merujuk Kaiser Permanente, stres bisa menyebabkan semua jenis masalah pencernaan termasuk sakit perut, mulas, mual, diare, dan sembelit. Stres mengubah perkembangan sistem saraf terhadap reaksi tubuh.

Merujuk keterangan laman American Psychological Association (APA) ada banyak neuron dalam usus yang berfungsi yang terus berkomunikasi dengan otak untuk menyampaikan stimulus, seperti rasa lapar di perut. Stres mempengaruhi komunikasi ini, yaitu rasa sakit, kembung, dan ketaknyamanan usus.

Gangguan sistem pencernaan karena stres

  1. Usus

Usus juga dihuni jutaan bakteri yang memengaruhi kesehatan. Ini juga memengaruhi kemampuan berpikir dan mempengaruhi emosi. Stres dikaitkan dengan perubahan bakteri usus yang mempengaruhi suasana hati. Saraf usus dan bakteri sangat mempengaruhi otak dan sebaliknya.

Stres mempengaruhi seberapa cepat makanan bergerak melalui tubuh menyebabkan diare atau sembelit. Stres menyebabkan kejang otot di usus yang menyakitkan. Stres mempengaruhi pencernaan dan nutrisi yang diserap usus. Produksi gas yang berhubungan dengan penyerapan nutrisi bisa meningkat.

Usus memiliki penghalang untuk melindungi tubuh dari bakteri yang berhubungan dengan makanan. Stres membuat pelindung usus melemah dan memungkinkan bakteri usus masuk ke dalam tubuh.

  1. Esofagus

Saat stres, seseorang berkemungkinan makan lebih banyak atau sedikit dari biasanya. Stres atau kelelahan meningkatkan nyeri mulas secara teratur. Ketegangan di kerongkongan walaupun jarang terjadi itu juga dipicu stres. Kondisi stres juga menyebabkan seseorang sulit menelan makanan. Kondisi lainnya udara yang ditelan lebih banyak yang meningkatkan serdawa, gas, dan kembung.

  1. Perut
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Stres bisa berakibat kembung, mual, dan ketaknyamanan perut lainnya. Jika kondisi stres makin parah, orang bisa mengalami muntah. Mengutip Cleveland Clinic, stres menyebabkan peningkatan atau penurunan nafsu makan yang tak ideal. Diet yang tak sehat pun memperburuk suasana hati seseorang. Saat stres, seseorang berkemungkinan sering mengalami maag.

KAKAK INDRA PURNAMA 

Baca: 6 Makanan yang Membantu Mengurangi Stres Sekaligus Menutrisi Tubuh

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

3 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

6 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

6 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

6 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

9 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

10 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

11 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

11 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

14 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

16 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.