Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pro Kontra Menyusui Lebih dari 2 Tahun

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi menyusui. SpineUniverse
Ilustrasi menyusui. SpineUniverse
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Waktu menyusui yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO, adalah hingga anak berusia dua tahun. Namun, tidak jarang ada ibu yang menyusui anak hingga lebih dari dua tahun. Apakah hal ini normal?

Menyusui lebih dari dua tahun tidak berbahaya asalkan kebutuhan nutrisi anak terpenuhi. Namun, adakah dampak negatif dari menyusui lebih dari dua tahun?

Masih banyak pro kontra para ibu ketika soal menyusui. Salah satunya adalah menyusui lebih dari dua tahun. Sebenarnya kondisi menyusui di atas 2 tahun dianggap tidak normal jika berat badan si kecil tidak meningkat. “Artinya, jika anak yang menyusu lebih dari 2 tahun mengalami kekurangan gizi, maka ini tidak normal dan tidak boleh dilanjutkan,” jelas dokter spesialis anak dari EMC Hospital Pulomas Caroline Mulawi dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 11 Agustus 2022. 

Jika ibu dan anak nyaman melakukan proses menyusui hingga lebih dari dua tahun, dan berat badan si Kecil bertambah sesuai kurva pertumbuhannya, maka mungkin menyusui lebih dari dua tahun masih bisa dilakukan. ”Namun tetap, IDAI menganjurkan penyapihan sudah dimulai di usia 1-2 tahun,” katanya.

Ada beberapa penyebab menyusui lebih dari dua tahun ini terjadi. Secara umum, hal ini berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang manfaat dan fungsi ASI sendiri. ASI merupakan makanan yang dibutuhkan bayi hingga usia enam bulan. Namun, setelah enam bulan, bayi mengalami peningkatan kebutuhan nutrisi dan energi, sehingga membutuhkan makanan pendamping selain ASI atau MPASI. Setelah bayi berusia 6 bulan, ASI sudah tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan menyusui berkepanjangan adalah ikatan yang sangat kuat antara ibu dan anak. “Jadi, sudah bukan karena kebutuhan nutrisi lagi, melainkan karena faktor kenyamanan saja, anak merasa senang dipelukan ibunya saat menyusu,” kata Caroline.

Dampak negatif timbul ketika menyusui sampai anak berusia 2 tahun namun tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan makanan anak. Jika MPASI atau makanan keluarga-nya tidak kuat, maka dapat menyebabkan kurang gizi.

“Kebiasaan ibu adalah jika anak nangis sedikit, diberi susu, akibatnya anak ini kenyang ASI dan menolak makanan lain yang seharusnya sudah diberikan sejak enam bulan ke atas, dan alhasil menyebabkan kurang gizi,” kata Caroline.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh sebab itu, anak yang menyusu lebih dari dua tahun suka menolak makanan padat karena mereka merasa sudah kenyang. “Ada penelitian yang menunjukkan bahwa ternyata anak-anak yang kurang gizi cenderung menyusu lebih dari dua tahun,” kata Caroline.

Jadi, boleh menyusui lebih dari dua tahun, namun pastikan anak menyusu secukupnya dan tidak lebih banyak dari mengonsumsi makanan bergizi sehari-hari.

Selain itu, dampak negatif dari menyusui lebih dari dua tahun tidak hanya ada pada anak saja, melainkan juga untuk para ibu sendiri. Untuk ibu, dampak negatifnya adalah menstruasi tidak teratur sehingga membawa beberapa konsekuensi, misalnya sulit mengatur keluarga berencana.

Selain itu, jika anak sudah di atas dua tahun, tenaganya lebih besar dan giginya sudah tumbuh, sehingga menghisap serta menggigit puting payudara lebih keras dan menyebabkan luka di payudara ibu. Kemudian, ada potensi anak juga menjadi terlalu ketergantungan bersama ibu.

Oleh sebab itu, sebisa mungkin menyusui dilakukan sampai tidak lebih dari waktu yang dibutuhkan. Sebisa mungkin penyapihan sudah dimulai sejak anak berusia 1-2 tahun. Dr. Caroline juga menekankan bahwa jika bayi sudah masuk usia enam bulan, ibu harus sudah mengenalkan MPASI.

Baca: Ibu Menyusui Rutin Berolahraga Benarkah Mengurangi Suplai ASI?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi, Bukan Cuma Gigi Rusak

4 hari lalu

 Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)
Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi, Bukan Cuma Gigi Rusak

Tak hanya kerusakan gigi, berikut sederet bahaya konsumsi gula berlebih pada bayi setelah mendapat MPASI.


Ingin Cepat Turun Berat Badan, Pemicu Produksi ASI Kurang Maksimal

12 hari lalu

Ilustrasi menyusui. SpineUniverse
Ingin Cepat Turun Berat Badan, Pemicu Produksi ASI Kurang Maksimal

Beberapa kebiasaan membuat produk ASI tidak optimal, termasuk membatasi pola makan karena ingin cepat menurunkan berat badan.


Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

16 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil mudik. Shutterstock
Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui


Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

34 hari lalu

Ilustrasi telur. Sumber: iStock/foxnews.com
Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

Telur merupakan sumber protein hewani yang serbaguna untuk memenuhi kebutuhan gizi anak saat diolah menjadi MPASI.


Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

39 hari lalu

Ibu sedang pompa ASI. Foto : Motherly
Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.


Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

39 hari lalu

Ilustrasi menyusui. Pexels/William Fortunato
Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

Berikut tips untuk ibu menyusui yang menjalankan puasa Ramadan. Upayakan tidak telat sahur dan berbuka puasa agar cairan tetap tercukupi dalam sehari.


Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

44 hari lalu

Relawan Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa memeriksa kesehatan ibu menyusui penyintas Covid-19 di RW 07 Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 5 Agustus 2021. Monitoring dan edukasi kesehatan ini dilakukan dalam rangka Pekan ASI Sedunia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

Ibu menyusui boleh tidak berpuasa Ramadan, ada alasan medis dibaliknya.


Benarkah Ibu Menyusui Boleh Tidak Berpuasa Ramadhan?

46 hari lalu

Ilustrasi ruang menyusui/laktasi di kantor. ELIZABETH FLORES/STAR TRIBUNE
Benarkah Ibu Menyusui Boleh Tidak Berpuasa Ramadhan?

Ibu menyusui boleh tidak berpuasa saat bulan Ramadhan, namun jika berpuasa pun tidak mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi.


Syarat Ibu Hamil dan Menyusui yang Mau Puasa Ramadan Menurut Praktisi Kesehatan

46 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil minum cukup air. (dok. Aqua)
Syarat Ibu Hamil dan Menyusui yang Mau Puasa Ramadan Menurut Praktisi Kesehatan

Ibu hamil boleh menjalankan puasa Ramadan selama mematuhi sejumlah persyaratan agar tetap sehat, termasuk bayi dalam kandungan.


MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

26 Februari 2024

Ilustrasi balita makan sendiri. http://drpatriciamd.com/
MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam pemenuhan gizi seimbang dan pencegahan stunting.