TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak sekarang pandai mengoperasikan gawai. Pengenalan gawai di usia tertentu sebenarnya tak menyimpang. Namun bila penggunaanya telah di luar batas wajar dapat menimbulkan kecanduan.
Bagaimana cara atasinya? Penelitian Common Sense Media mengungkapkan adanya peningkatan luar biasa anak-anak pengguna gawai. Sementara Yayasan Keluarga Kaiser melaporkan rata-rata anak menghabiskan hampir 7,5 jam untuk menatap layar gawai. Terlebih lagi kondisi seperti saat ini, anak-anak tampak lebih rutin menggunakan gawai untuk menunjang pembelajaran.
Pascapandemi, keterikatan hubungan antara anak-anak dengan gawai tampak kian menguat. Hal ini jelas menjadi tantangan baru bagi orang tua untuk dapat mengontrol penggunaan gawai harian. Pasalnya, penggunaan gawai yang berlebihan dapat berdampak serius pada proses tumbuh kembang anak. Berikut masalah tumbuh kembang anak karena kecanduan gawai.
Perkembangan otak
Di usia balita, otak anak berkembang tiga kali lipat lebih cepat dan kerap disebut sebagai usia emas. Dalam sebuah penelitian diungkapkan terlalu banyak menggunakan gawai di usia emas dapat berdampak negatif pada fungsi otak dan bahkan dapat menyebabkan kurang perhatian, keterlambatan kognitif, gangguan belajar, peningkatan impulsif, dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Di usia balita, orang tua dapat melakukan parenting cerdas seperti bernyanyi, membaca, dan berbicara dengan anak daripada membiarkan mereka bermain atau menonton TV di rumah.
Obesitas
Anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar tidak akan membakar kalori yang dikonsumsi. Satu dari tiga anak di Amerika Serikat mengalami obesitas, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti diabetes, serangan jantung, dan stroke. Orang tua harus mendorong anak-anak untuk lebih banyak bermain dan melakukan aktivitas fisik. Mereka harus memahami banyak manfaat bermain, termasuk membuat anak-anak berjalan, berlari, melompat, dan mendapatkan latihan yang dibutuhkan. Dengan aktif melakukan aktivitas fisik, anak-anak dapat menjadi bugar di taman bermain dan cenderung terlatih dalam membangun hubungan dengan orang lain.
Lebih agresif
Sebagian besar orang tua telah memperhatikan anak-anak menjadi agresif karena berjam-jam bermain game di tablet. Tantrum adalah bentuk agresivitas yang paling umum di kalangan balita. Seiring bertambahnya usia, anak-anak yang kecanduan game komputer lebih mungkin untuk menentang dan tidak mematuhi orang tua. Sejak hari ini, mulailah lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain bersama anak dan batasi penggunaan gawai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Paparan radiasi
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2011, ponsel dan perangkat nirkabel lain dianggap berisiko kategori 2B karena emisi radiasinya. Pada Desember 2013, Dr. Anthony Miller dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Toronto mengungkapkan paparan frekuensi radio jelas merupakan ancaman bagi anak-anak. Healthy Child Healthy World mengakui meningkatnya isu radiasi di kalangan anak-anak dan memberikan tips untuk melindungi anak dari bahaya gawai.
Mengurangi interaksi dengan orang tua
Dengan bermain di tablet, anak dapat dengan mudah bermain sendiri. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di The New York Times, Dr. Gary Small, penulis “iBrain: Surviving the Technological Alteration of the Modern Mind” dan direktur Longevity Center di Universitas California mengatakan jika anak-anak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk teknologi dan lebih sedikit waktu dengan orang lain, itu menghambat interaksi dan mengganggu perkembangan keterampilan komunikasi yang normal. Dalam pengaturan keluarga, balita sering gagal meningkatkan komunikasi dengan orang tua karena dikelilingi benda mati.
Kurang tidur
Anak yang kecanduan bermain ponsel atau tablet akan kehilangan waktu istirahat yang dibutuhkan. Di lain kesempatan, bermain tablet juga dapat mengganggu pola tidur. Jika anak sudah kecanduan gawai maka mereka akan lebih pemarah dan agresif. The Sleep Lady menjelaskan tanda-tanda apakah anak menderita kurang tidur dan tips yang dapat dilakukan untuk membantu anak tidur nyenyak.
Penglihatan rusak
Paparan yang terlalu lama di layar komputer membuat mata tegang. Para ahli mengatakan penglihatan yang baik sangat tergantung pada menatap benda-benda dari jarak yang berbeda-beda. Penelitian menunjukkan anak-anak yang kecanduan bermain game komputer lebih mungkin mengalami masalah mata saat besar. Karenanya, penting bagi orang tua untuk memperhatikan porsi penggunaan gawai harian pada anak.
Baca juga: Cegah Kecanduan Gawai dengan Permainan Tradisional