Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Penderita Penyakit Autoimun

Reporter

image-gnews
Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAutoimun merupakan kondisi kesehatan di mana sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan membedakan zat asing dan membahayakan tubuh dengan sel-sel tubuh penderitanya. Akibatnya muncul masalah kesehatan kronis, bahkan kematian jika menyerang organ yang memiliki peran vital.

Orang dengan autoimun (ODAI) adalah sebutan untuk orang-orang yang hidup dengan kondisi autoimunitas. ODAI kelompok yang rentan terkena COVID-19 karena tubuhnya mengalami gangguan imunologi serta mudah terjadi peradangan atau inflamasi.

“Autoimun adalah ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia. Orang dengan autoimun produktivitasnya menurun, hanya mampu beraktivitas 5-6 jam sehari dengan keluhan seperti nyeri sendi, mudah lelah, rambut rontok, sering sariawan, demam yang tidak beraturan, dan sebagainya. Sementara penyakit ini belum dapat disembuhkan," kata Marisza Cardoba, pendiri Marisza Cardoba Foundation (MCF) yang juga ODAI.

5 dasar penting
Dia memaparkan lima dasar hidup sehat untuk orang-orang dengan penyakit autoimun demi meningkatkan kualitas hidup agar dapat beraktivitas secara normal. Pertama, menjalani gaya hidup sehat dengan memilih makanan sehat, memeriksa kesehatan secara berkala, serta menjaga kebersihan.

Kedua, aktif mandiri dengan cara berolahraga 30 menit setiap hari serta menanam bahan pangan sendiri. Ketiga, mengendalikan stres lewat ibadah, melakukan komunikasi positif, serta manajemen waktu. 

Keempat, terus belajar dengan cara bergabung dengan komunitas pembelajar, mengetahui hak dan kewajiban pasien serta informasi obat (polifarmasi), juga mengelola keuangan dengan baik. Kelima, hidup positif dengan cara tersenyum, menyeimbangkan otak serta bekerja secara cerdas. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, Sp.PD, KHOM, salah satu Pendiri dan Ketua Dewan Pengawas Marisza Cardoba Foundation mengatakan, “Autoimun memang penyakit yang bisa mematikan namun bisa dikendalikan. Penyebabnya antara lain terpapar bahan-bahan kimia atau yang dianggap tidak natural oleh tubuh”.

Aru menjelaskan sumber bahan-bahan kimia itu antara lain dalam makanan yang ada di sekitar, yang menjadi perangsang rusaknya antibodi dalam tubuh.

"Dua generasi lalu, penyakit autoimun sangat langka. Tapi sekarang, jumlahnya meningkat tajam. Kebanyakan generasi muda yang menderitanya,” jelas Aru.

Baca juga: Awas, Kelelahan Bisa Jadi Awal Gejala Penyakit Autoimun

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO Sebut Wabah Penyakit di Gaza Bisa Lebih Mematikan daripada Bom

3 jam lalu

Warga Palestina yang terluka dalam serangan Israel terbaring di lantai saat mereka dibantu di rumah sakit Indonesia setelah rumah sakit Al Shifa tidak berfungsi di tengah serangan darat Israel, di utara Jalur Gaza 16 November 2023. REUTERS/Fadi Alwhidi
WHO Sebut Wabah Penyakit di Gaza Bisa Lebih Mematikan daripada Bom

Penyakit dapat membunuh lebih banyak orang dibandingkan bom jika sistem kesehatan Jalur Gaza tidak diperbaiki.


Benarkah Golongan Darah Memiliki Peran dalam Risiko Penyakit Autoimun?

4 hari lalu

Ilustrasi kantong darah/golongan darah. Shutterstock
Benarkah Golongan Darah Memiliki Peran dalam Risiko Penyakit Autoimun?

Beberapa penelitian mendukung korelasi antara golongan darah dan penyakit autoimun tertentu.


Fakta-fakta Nyamuk Culex yang Bisa Sebabkan Radang Otak

9 hari lalu

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Fakta-fakta Nyamuk Culex yang Bisa Sebabkan Radang Otak

Nyamuk Culex sebabkan penyakit Japanese Encephalitis yang banyak menyerang penduduk daerah beriklim tropis.


Pesan Kemenkes untuk Cegah Penyakit Tidak Menular

15 hari lalu

Ilustrasi pria sedang diperiksa dokter. Shutterstock
Pesan Kemenkes untuk Cegah Penyakit Tidak Menular

Deteksi dini penyakit tidak menular, khususnya diabetes dan hipertensi, dapat memberi tahu bahaya yang mengancam tubuh sehingga turut mencegahnya.


Pidato Terakhir Suganda Sebagai PJ Gubernur Babel, Bicara Kiriman Penyakit Non Medis dan Pembunuhan Karakter

15 hari lalu

Suganda Pandapotan Pasaribu (pakai kursi roda) mengungkapkan menerima kiriman penyakit non medis dan pembunuhan karakter saat memberikan sambutan terakhir sebagai PJ Gubernur Bangka Belitung di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Senin Pagi, 13 November 2023. Tempo/Servio Maranda.
Pidato Terakhir Suganda Sebagai PJ Gubernur Babel, Bicara Kiriman Penyakit Non Medis dan Pembunuhan Karakter

"Sakit kaki saya ini bukan sakit secara medis. Saya sudah puluhan kali ke dokter dan tidak ditemukan penyakit. Saya dapatkan ketika 1 bulan di Babel."


Tak Mungkin Dicegah, Dokter Bagi Saran Kurangi Risiko Penyakit Autoimun

18 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Tak Mungkin Dicegah, Dokter Bagi Saran Kurangi Risiko Penyakit Autoimun

Pakar menuturkan penyakit autoimun tidak mungkin dicegah karena genetik. Tetapi ada cara mengurangi risiko seperti pola makan.


Syahrul Yasin Limpo Dirawat, RSPAD Gatot Soebroto: Diagnosa Penyakit Rahasia Medis

19 hari lalu

Mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Kamis, 2 November 2023. Syahrul diduga mengumpulkan upeti dari bawahannya saat menjadi Menteri Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Syahrul Yasin Limpo Dirawat, RSPAD Gatot Soebroto: Diagnosa Penyakit Rahasia Medis

Kepala RSPAD Gatot Soebroto menyatakan tak dapat mempublikasikan indikasi medis Syahrul Yasin Limpo yang sedang dirawat.


Perlu Perhatian, Sederet Jenis Penyakit yang Tidak Dicover BPJS Kesehatan

21 hari lalu

Petugas memasukkan data pelayanan di Kantor Pelayanan Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Jakarta Pusat, Matraman, Jakarta, Senin, 9 Maret 2020. Gugatan ini diajukan oleh Komunitas Pasien Cuci Darah yang keberatan dengan kenaikan iuran BPJS Kesehatan pada akhir 2019. ANTARA/M Risyal Hidayat
Perlu Perhatian, Sederet Jenis Penyakit yang Tidak Dicover BPJS Kesehatan

Sejak diluncurkan pada 2014, BPJS Kesehatan telah memberikan dukungan perawatan medis bagi anggotanya. Berikut penyakit yang tidak dicover.


Ketahui Pertolongan Pertama Saat Digigit Tikus Agar Tidak Infeksi

36 hari lalu

Pertolongan pertama saat digigit tikus penting untuk diketahui. Sebab, jika dibiarkan bisa menimbulkan infeksi hingga kematian. Berikut ini langkahnya. Foto: Canva
Ketahui Pertolongan Pertama Saat Digigit Tikus Agar Tidak Infeksi

Pertolongan pertama saat digigit tikus penting untuk diketahui. Sebab, jika dibiarkan bisa menimbulkan infeksi hingga kematian. Berikut langkahnya.


Daftar 12 Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan 2023

41 hari lalu

Daftar 12 Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan 2023

Ada sebanyak 12 penyakit yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Berikut ini penjelasannya.