TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang percaya terlalu banyak makan telur bikin bisulan. Benarkah demikian? Bertepatan dengan Hari Telur Sedunia pada 14 Oktober, ahli gizi Ulva Rezatiara dari Universitas Gadjah Mada menjelaskan fakta dan mitos terkait telur, termasuk terkait bisul.
"Belum ada penelitian yang mendukung hal tersebut sehingga anggapan kebanyakan telur akan menyebabkan bisulan adalah mitos," kata Ulva.
Kendati demikian, dia tidak menampik konsumsi pada orang yang alergi telur bisa menimbulkan reaksi seperti gatal-gatal dan bisul di kulit. Bisul dapat timbul akibat kontak langsung dengan cairan bisul dari penderita bisul, kebersihan tubuh tidak terjaga, kekebalan tubuh lemah, dan kebiasaan mencukur bulu atau rambut.
Telur tak cuma bisa disantap dalam keadaan matang. Ada juga yang terbiasa makan telur mentah seperti di Jepang. Salah satu menu yang sering dimakan di sana adalah tamago kake gohan, di mana telur mentah diletakkan di atas nasi, kemudian dicampurkan dengan menambah sedikit kecap shoyu.
Menurut Ulva, telur mentah boleh saja dimakan jika memang kualitasnya sudah terjamin. Telur yang boleh dikonsumsi mentah adalah yang masih segar, bukan yang sudah lama disimpan, serta bersih.
"Dan telur sudah dalam keadaan pasteurisasi, telur sudah disterilisasi," jelasnya.
Bila kualitas telur tidak terjamin, ada risiko infeksi bakteri dan virus seperti salmonella, diare, keracunan, bahkan gangguan pada janin jika telur mentah disantap ibu hamil.
Cara mengolah
Dia menjelaskan kandungan gizi telur yang diolah memang sedikit berkurang dibandingkan telur mentah tapi tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, dia menyarankan agar telur dikonsumsi dalam keadaan matang. Cara pengolahannya tergantung selera setiap individu, entah itu direbus, dipanggang, atau digoreng. Namun, dia menyarankan untuk memasak dengan api sedang agar kandungan gizi tidak banyak berkurang akibat proses pemanasan.
Putih telur
Bagi yang sedang menurunkan berat badan, ada kalanya putih telur menjadi bagian menu sehari-hari. Menyantap putih telur boleh-boleh saja asal tidak berlebihan sebab kelebihan konsumsi telur bisa menyebabkan sembelit.
"Putih telur tidak mengandung cukup serat. Kelebihan asupan protein dapat memperberat kinerja ginjal dan tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan alergi," paparnya.
Sementara itu, mengonsumsi putih telur yang masih mentah secara berlebihan apat mengganggu penyerapan vitamin B7 karena adanya kandungan avidin pada telur mentah yang dapat mengikat vitamin tersebut.
Kapan orang tak boleh makan telur?
Menurut Ulva, telur tidak disarankan untuk orang yang alergi telur. Sedangkan penderita diabetes, kolesterol tinggi, dan jantung disarankan untuk berkonsultasi dulu ke dokter untuk mengetahui batasan aman konsumsi telur.
Sementara itu, konsumsi telur mentah tidak disarankan untuk orang dengan riwayat alergi telur dan memiliki sistem imun yang lemah, anak-anak, ibu hamil, lansia, juga orang yang sedang menderita penyakit kronis.
"Karena telur mentah rentan terkontaminasi bakteri dan virus," katanya. Bagi yang alergi telur, masih ada sumber protein lain seperti daging, ikan, ayam, susu serta produk olahannya.
Cara menyimpan
Ulva menjelaskan telur bisa disimpan di lemari pendingin atau kulkas untuk memperpanjang masa simpan dan mencegah kerusakan seperti pembusukan. Telur yang disimpan di suhu ruangan hanya memiliki umur simpan 7-14 hari dan sangat rentan terhadap kerusakan.
Baca juga: Telur Boleh Dimakan Pemilik Kolesterol Tinggi, Ini Syaratnya