TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Satgas HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dwiyanti Puspitasari, membagikan sejumlah tips merawat anak dengan HIV/AIDS. Menurut Dwiyanti, hal pertama yang harus dilakukan adalah melihat kondisi anak. Jika sudah memasuki AIDS, yaitu kondisi dan gejala yang kompleks akibat HIV, maka anak membutuhkan perhatian lebih.
"Tentu banyak obat-obatan yang harus diminum, terutama obat-obatan HIV-nya sendiri dan untuk penyakit tumpangannya karena kalau kena HIV, HIV akan memakan tentara-tentara (daya tahan tubuh) anak sehingga rentan dengan infeksi," kata Dwiyanti.
Baca Juga:
Ia mengatakan anak dengan HIV/AIDS harus memahami dia akan mengalami kondisi tersebut seumur hidup dan harus menjalani kebiasaan hidup sehat untuk mencegah penularan infeksi penyakit menular.
"Yang paling gampang contohnya cuci tangan. Ini sederhana tapi terbukti sangat membantu sekali penularan infeksi, baik anak-anak maupun dewasa. Jadi, tunjukkan bagaimana cuci tangan yang benar," ujarnya.
Selain itu, anak dengan HIV/AIDS juga harus dipastikan mendapatkan asupan gizi yang seimbang setiap hari. "Anak yang sehat maupun sakit perlu asupan nutrisi yang seimbang, makan tiga kali sehari dengan menu yang sehat, hindari makanan dengan pengawet, secara umum harus seperti itu," paparnya.
Ia mengatakan beberapa penelitian mengungkapkan anak dengan HIV/AIDS banyak mengalami kekurangan vitamin dan mikronutrien sehingga penambahan vitamin dan mikronutrien seperti vitamin A, B kompleks, C, dan E, juga perlu dilakukan.
"Kalau makanannya sudah seimbang dan mengandung banyak vitamin, itu sudah cukup. Tapi kalau makannya susah, bisa menambahkan multivitamin tersebut untuk memperbaiki kondisinya," ujar Dwiyanti.
Perawatan kulit
Ia mengatakan anak dengan HIV/AIDS juga harus mendapatkan perawatan kulit yang sehat sebab kunci untuk mencegah penularan adalah permukaan yang sehat. "Perawatan kulit itu maksudnya supaya sehat, tidak kering, jadi harus rajin mandi dengan sabun, kemudian kalau kulit kering perlu diberikan pelembap. Kalau keluar ruangan atau ke daerah yang banyak serangga perlu menggunakan antiserangga," imbuhnya.
Kemudian, anak juga harus mendapatkan istirahat yang cukup delapan jam sehari dan diberikan kesempatan untuk bermain dengan teman-temannya.
"Tidak perlu harus selalu di dalam rumah karena sosialisasi seperti anak pada umumnya itu juga penting untuk perkembangan anak-anak," katanya.
Jika anak mengalami luka dan berdarah, orang tua atau siapapun yang merawatnya harus cekatan membersihkan dan memberikan antiseptik serta menutup luka tersebut. "Yang merawat jangan lupa menggunakan sapu tangan untuk mencegah penularan," ujar Dwiyanti.
Selain itu, penting untuk melengkapi vaksinasi guna memperkuat daya tahan tubuh. "Vaksin mati boleh diberikan kapan pun. Tapi, seringkali nanti kalau kondisinya sudah membaik, ada beberapa vaksin mungkin yang perlu diulang supaya kita bisa lebih yakin bahwa tubuh mampu membentuk antibodinya," tandasnya.
Baca juga: Hari AIDS Sedunia 2022 : Yang Perlu Diketahui Tentang Gejala, Penularan, dan Pengobatannya