Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Smiling Depression Beserta Penyebab dan Gejala

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bunuh diri sebenarnya bukan penyakit mental. Potensi serius ini muncul akibat gangguan kesehatan mental yang tidak terobati. Depresi sering dikaitkan dengan kesedihan, kelesuan, dan keputusasaan. Ada juga kondisi yang disebut smiling depression atau depresi tersenyum.  

Melansir dari Healthline, smiling depression adalah istilah untuk orang yang hidup dengan depresi di dalam namun tampak selalu tersenyum, aktif, dan sangat bahagia, bahkan mungkin disebut normal atau sempurna oleh beberapa orang. Padahal, kondisi ini masuk ke dalam kategori gangguan depresi mayor.

Orang yang mengalami depresi tersenyum dari luar tampak bahagia atau puas di mata orang lain. Namun di dalam, mereka akan mengalami gejala depresi yang sangat tidak nyaman. Berbeda dengan beberapa orang yang mengalami depresi dan dapat diketahui dari beberapa gejala seperti perubahan nafsu makan, berat badan, tidur, kelelahan atau kelesuan, perasaan putus asa, kurang harga diri, harga diri rendah, serta kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan hal-hal yang pernah dinikmati.  

Penderita smiling depression mungkin mengalami beberapa atau semua hal di atas tetapi di depan umum mereka tetap terlihat aktif, punya pekerjaan tetap, punya kehidupan sosial dan keluarga yang harmonis, selalu ceria, optimis, dan umumnya bahagia. Hal yang mendorong mereka terus berpura-pura bahagia karena merasa jika menunjukkan tanda-tanda depresi atau mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, itu akan menjadi tanda kelemahan dan bisa membebani siapa pun hingga berujung dunia akan lebih baik tanpanya. 

Karena itu, risiko bunuh diri penderita smiling depression cenderung lebih tinggi karena orang dengan depresi berat terkadang merasa ingin bunuh diri tetapi tidak memiliki energi untuk bertindak atas pemikiran ini. Sementara, orang dengan smiling depression lebih memiliki energi sehingga bisa menindaklanjuti niatnya. Berikut penyebab orang mengalami smiling depression.

Perubahan hidup yang besar 
Seperti jenis depresi lain, smiling depression dapat dipicu situasi kegagalan, mulai dari pekerjaan atau hubungan.  

Penghakiman 
Secara budaya, orang mungkin menghadapi dan mengalami depresi secara berbeda, termasuk merasakan lebih banyak gejala somatik (fisik) daripada gejala emosional. Para peneliti percaya perbedaan ini mungkin ada hubungannya dengan pemikiran yang berorientasi internal versus eksternal. Jika pemikiran berorientasi eksternal, Anda mungkin tidak fokus pada keadaan emosional batin tetapi mungkin mengalami lebih banyak gejala fisik.

Di beberapa budaya atau keluarga, tingkat stigma yang lebih tinggi juga dapat berdampak. Misalnya, mengungkapkan emosi dapat dilihat sebagai meminta perhatian atau menunjukkan kelemahan atau kemalasan. Jika orang mengatakan, "Lupakan saja" atau "Kamu tidak berusaha cukup keras" untuk merasa lebih baik, kemungkinan besar Anda tidak akan mengungkapkan emosi ini di masa depan. Hal ini terutama berlaku untuk pria yang memiliki sifat maskulinitas sehingga pemikiran pria sejati jangan menangis menjadikan kecil kemungkinannya untuk mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental. Orang yang merasa akan dihakimi karena gejala depresi akan lebih cenderung berpura-pura dan menyimpannya untuk diri mereka sendiri. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Media sosial 
Dikutip dari Medical News Today, sebanyak 69 persen populasi di Amerika Serikat menggunakan media sosial, tersedot atas realita yang dibangun di sana dan merasa gagal atas hidup sendiri.  

Ekspektasi 
Kita semua terkadang memiliki harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri untuk menjadi lebih baik atau lebih kuat. Orang juga dipengaruhi ekspektasi luar, mulai dari dari rekan kerja, orang tua, saudara kandung, anak, atau teman. Jika memiliki harapan yang tidak realistis untuk diri sendiri demi memikirkan harapan dari orang lain, kemungkinan ia akan menyembunyikan perasaan jika tampaknya tidak memenuhi harapan tersebut. Penganut perfeksionisme mungkin lebih berisiko karena standar sangat tinggi yang mereka pegang. 

Mendiagnosa smiling depression 
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), smiling depression muncul dengan gejala antitesis (bertentangan) dengan gejala depresi biasa. Hal ini dapat mempersulit proses diagnosa. Kesulitan lain dalam mendiagnosis smiling depression adalah banyak orang bahkan mungkin tidak tahu mereka depresi atau tidak mencari bantuan.

Biasanya, penderita harus sadar mereka membutuhkan profesional kesehatan mental seperti psikiater dan mulai memikirkan terkait gejala yang hampir dirasakan sepanjang hari dalam dua minggu. Adapun, gejala-gejala ini dapat dilihat dari cara berpikir dan menangani aktivitas sehari-hari, seperti tidur, makan, dan bekerja. 

Pengobatan 
Mengobati depresi jenis ini serupa dengan pengobatan tradisional lain untuk gangguan depresi mayor yang meliputi obat -obatan, psikoterapi, dan perubahan gaya hidup. Langkah terpenting dalam menemukan pengobatan untuk smiling depression adalah membuka diri terhadap orang di sekitar, bisa profesional, teman, atau anggota keluarga. Berbicara dengan profesional dapat sangat membantu gejala depresi karena profesional dapat membantu menemukan strategi yang dipersonalisasi untuk mengatasi dan taktik untuk proses berpikir negatif. 

Baca juga: Pura-pura Tersenyum, Apa Itu Smiling Depression?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

19 jam lalu

Ilustrasi orang tua menemani anak belajar. Pexels.com
Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

Kebiasaan menggunakan kata baik dari orang tua itu bisa membimbing anak menguatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.


Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

20 jam lalu

Ilustrasi wanita depresi menggenggam ponsel. shutterstock.com
Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.


Kasus Persetubuhan Anak hingga Korban Melahirkan dan Depresi Mandek, Kak Seto akan Datangi Polres Tangsel

20 jam lalu

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto mendatangi Bareskrim Mabes polri untuk meminta perlindungan pada anak anak dari Ferdy Sambo dan Putri, Jakarta. Selasa, 23 Agustus 2022. Menurut Kak Seto, perlu membedakan perlakuan pada anak-anak kedua pasangan ini untuk memberikan perlindungan terutama yang masih berusia di bawah 18 tahun dari bully. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kasus Persetubuhan Anak hingga Korban Melahirkan dan Depresi Mandek, Kak Seto akan Datangi Polres Tangsel

"Kami akan pertanyakan dulu kenapa ini begitu lama. Karena yang diprihatinkan, polres berbelit-belit," kata Kak Seto.


Tak sampai Sepekan, Dua Orang Lompat dari Jembatan Barelang Batam hingga Tewas

1 hari lalu

Ikon Batam jembatan Barelang Kota Batam menjadi lokasi populer untuk wisman berswafoto. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Tak sampai Sepekan, Dua Orang Lompat dari Jembatan Barelang Batam hingga Tewas

Dua orang tewas usai melompat dari Jembatan Barelang di Kota Batam dalam waktu yang berdekatan


Peru Kategorikan Transgender sebagai Penyakit Mental

2 hari lalu

Ilustrasi LGBT. Dok. TEMPO/ Tri Handiyatno
Peru Kategorikan Transgender sebagai Penyakit Mental

Peru secara resmi mengkategorikan transgender dan non-biner sebagai penyakit mental. Para aktivis LGBT resah dengan keputusan Presiden Peru ini


11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

2 hari lalu

Ilustrasi sereal. Unsplash.com/John Matychuk
11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

Para ahli lebih menyarankan masyarakat untuk membatasi makanan ultra proses alias makanan instan yang tidak memberikan nutrisi-nutrisi berharga.


Cara Menyenangkan Memulihkan Kesehatan Mental usai Putus Cinta

3 hari lalu

Ilustrasi pijat. studiofrid.se
Cara Menyenangkan Memulihkan Kesehatan Mental usai Putus Cinta

Berikut berbagai cara menyenangkan yang dapat dilakukan untuk memulihkan kesehatan mental setelah putus cinta.


5 Langkah Hadapi Ibu Mertua Beracun, Jangan Biarkan Kesehatan Mental Terganggu

3 hari lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
5 Langkah Hadapi Ibu Mertua Beracun, Jangan Biarkan Kesehatan Mental Terganggu

Sering mengkritik, memanipulasi, dan ikut campur urusan rumah tangga anak, ibu mertua dengan sengaja membuat keluarga anak tertekan dan tak harmonis.


Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

3 hari lalu

Muhammad Rizky Firdaus Kuasa hukum persetubuhan anak dibawah umur yang dilakukan oleh oknum staf Kelurahan sekaligus Komite sekolah. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

Kasus persetubuhan anak yang diduga dilakukan oleh Holid, pengurus komite sekolah yang juga staf kelurahan, ini terjadi beberapa tahun silam.


Perbaiki Suasana Hati dan Kesehatan Mental dengan Makanan Sehat Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi sayuran. Unsplash.com/Inigo De la Maza
Perbaiki Suasana Hati dan Kesehatan Mental dengan Makanan Sehat Berikut

Pola makan seimbang secara keseluruhan yang mengandung banyak makanan padat nutrisi baik untuk kesehatan mental dan suasana hati.