Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Down Syndrome: Gejala dan Diagnosisnya

image-gnews
Ilustrasi anak down syndrome. Foto: Pixabay.com/PX41-Media
Ilustrasi anak down syndrome. Foto: Pixabay.com/PX41-Media
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Istilah down syndrome atau sindrom down sudah tak asing di telinga. Sebagian orang awam menganggap penderita sindrom ini sebagai penyakit keturunan atau kelainan mental, benarkah? Apa itu down syndrome?

Melansir dari laman kesehatan WebMD, down syndrome dijelaskan sebagai suatu kondisi genetik yang menyebabkan masalah fisik dan perkembangan manusia. Penyebab dari masalah kesehatan ini ialah adanya kromosom ekstra pada tubuh penderitanya. 

Baca : Balita Penderita Down Syndrome Jadi Korban Tewas Serangan Rusia

Jumlah kromosom pada manusia biasa mestinya sebanyak 23 pasang, namun penderita down syndrome memiliki tambahan pada kromosom nomor 21. Perbedaan jumlah kromosom ini berpengaruh pada kemampuan mental penderitanya. 

Kebanyakan orang dengan down syndrome memiliki masalah dalam pemahaman, penalaran, dan pemikirannya. Mereka membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan manusia pada umumnya untuk dapat berbicara, berjalan, dan mencapai perkembangan lainnya. 

Gejala down syndrome

Kondisi genetik yang bisa berada pada tahap ringan hingga serius ini memiliki berbagai gejala umum yang dapat dilihat secara fisik, antara lain:

  • Tangan, kaki, jemari, dan telinga kecil 
  • Perawakan tubuh dan leher pendek
  • Mata miring ke atas di sudut luar
  • Wajah dan hidung lebih rata
  • Lidah menonjol
  • Bintik-bintik putih kecil di bagian gelap mata
  • Sendi longgar dan otot lemah

Selain gejala-gejala di atas, penderita down syndrome juga lebih berisiko memiliki masalah kesehatan lain ketimbang manusia pada biasanya. Bagian tubuh yang berpontensi bermasalah umumnya adalah pendengaran, pengelihatan, dan masalah jantung. 

Pendengaran yang bermasalah biasanya kehilangan pendengaran atau tuli yang disebabkan infeksi telinga atau kelainan tulang rawan. Sedangkan dampaknya pada pengelihatan berupa rabun dekat atau jauh, juling, maupun pergerakan bola mata yang tidak normal. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak menutup kemungkinan penderita down syndrome cenderung mengidap kelainan pada kondisi darah, seperti anemia atau leukemia. Mereka juga sangat berisiko terinfeksi penyakit karena sistem kekebalan tubuh yang rendah, serta berpotensi mengalami demensia mulai usia 50 tahun.

Diagnosa down syndrome

Biasanya, seseorang dapat dinyatakan oleh dokter mengidap down syndrome sejak lahir hanya dari wujud penampilannya. Namun jika masih belum yakin, diagnosis dapat dikonfirmasi melalui tes kariotipe, yakni semacam tes darah yang membariskan kromosom. Hasil dari tes ini dapat menunjukkan bila ada kromosom ekstra.

Selain itu, down syndrome juga dapat diskrining sejak dalam kandungan. Ibu hamil yang rutin melakukan USG dapat mendeteksi ada atau tidaknya gejala fisik down syndrome pada bayinya. 

Tes lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui gejala down syndrome pada janin ialah dengan Pengambilan sampel chorionic villus (CVS). Tes ini menggunakan sampel sel yang diambil dari plasenta dan dapat dilakukan selama trimester pertama.

Sedangkan pada trimester kedua, ibu hamil dapat melakukan tes Amniosentesis atau Percutaneous umbilical blood sampling (PUBS). Amniosentesis membutuhkan cairan dari ketuban yang mengelilingi bayi, sedangkan PUBS menggunakan darah yang dikeluarkan tali pusar.

Perlu ditekankan bahwa down syndrome bukanlah penyakit keturunan. Hal-hal terkait apa itu down syndrome hendaknya wajib dimengerti, terutama bagi orang tua yang ingin memiliki momongan. Sebab dengan memahami pengertian, gejala, dan diagnosisnya, dapat diketahui tindakan apa saja yang harus dilakukan.

PUTRI SAFIRA PITALOKA
Baca juga : Sofia Jirau, Model Down Syndrome Pertama dalam Kampanye Victorias Secret

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah June Lin Penyintas Down Syndrome yang Jadi Penari

23 Januari 2024

Ilustrasi anak down syndrome. Foto: Pixabay.com/PX41-Media
Kisah June Lin Penyintas Down Syndrome yang Jadi Penari

June Lin berusia 12 tahun ketika dia menari pertama kalinya di Towner Gardens School, sekolah anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk down syndrome.


Terapi dan Deteksi Dini Down Syndrome

22 Januari 2024

Ilustrasi anak dengan down syndrome atau autis dengan ibu. shutterstock.com
Terapi dan Deteksi Dini Down Syndrome

Berkat kemajuan dalam teknologi medis sejumlah metode deteksi dini telah dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi Down syndrome alias sindrom Down


Apa Itu Down Syndrome alias Sindrom Down?

22 Januari 2024

Ilustrasi anak down syndrome. Foto: Pixabay.com/PX41-Media
Apa Itu Down Syndrome alias Sindrom Down?

Kondisi sindrom Down ini umumnya terlihat pada anak-anak dan dapat memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif.


6 Drama Korea Menampilkan Penyandang Autisme

2 Januari 2024

Drama Korea It's Okay to Not Be Okay (Netflix)
6 Drama Korea Menampilkan Penyandang Autisme

Ini sejumlah Drama Korea tentang perjuangan penyandang disabilitas intelektual


Menteri Sosial Tri Rismaharini Blak-blakan Alasannya Menangis dalam Panel Diskusi AHLF 2023

11 Oktober 2023

Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan penjelasan kepada wartawan usai menutup Forum Tingkat Tinggi ASEAN tentang Pembangunan Inklusif Disabilitas dan Kemitraan Pasca Tahun 2025 di Makassar, Rabu, 10 Oktober 2023. Dok: Kementerian Sosial.
Menteri Sosial Tri Rismaharini Blak-blakan Alasannya Menangis dalam Panel Diskusi AHLF 2023

Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan sempat teringat kepada seorang penyandang disabilitas yang menjadi korban kekerasan seksual.


Bulan Down Syndrome, Dukungan Bukan Hanya Oktober

9 Oktober 2023

Ilustrasi anak down syndrome. Foto: Pixabay.com/PX41-Media
Bulan Down Syndrome, Dukungan Bukan Hanya Oktober

Meningkatkan kepedulian pada orang dengan down syndrome sebenarnya tak harus dalam satu bulan saja tapi Oktober dijadikan sebagai momen lebih peduli.


Sekarang Ada Boneka Barbie Penyandang Down Syndrome

11 September 2023

Boneka Barbie dengan Down Syndrome produksi Mattel. Foto: The New Daily.
Sekarang Ada Boneka Barbie Penyandang Down Syndrome

Boneka Barbie dengan down syndrome sudah dapat dijumpai digerai mainan anak Mattel, yang diproduksi Mattel bekerja sama dengan National Down Syndrome


Saran Pakar untuk Cegah Anak Lahir dengan Down Syndrome

30 Juli 2023

Ilustrasi anak down syndrome. Foto: Pixabay.com/PX41-Media
Saran Pakar untuk Cegah Anak Lahir dengan Down Syndrome

Dokter kandungan mengatakan risiko anak terkena down syndrome bisa dicegah dengan memperbaiki nutrisi sejak sebelum kehamilan.


Profil Nur Azizah, Difabel Atlet Senam Ritmik Peraih Medali Emas di Special Olympics World Games Berlin 2023

21 Juni 2023

Pesenam ritmik asal Provinsi Riau Nur Hazizah Sinaga mempersembahkan emas pertama untuk anggota delegasi Special Olympics Indonesia di ajang Special Olympics World Summer Games 2023 Berlin, Senin, 19 Juni 2023. IST/KEMENPORA
Profil Nur Azizah, Difabel Atlet Senam Ritmik Peraih Medali Emas di Special Olympics World Games Berlin 2023

Special Olympics World Games Berlin merupakan kejuaraan olahraga bagi difabel. Atlet senam ritmik Nur Azizah di meraih medali emas di sana.


Boneka Barbie Down Syndrome Diluncurkan, Ini Manfaat Mainan Inklusif untuk Anak

28 April 2023

Model asal Inggris, Ellie Goldstein memegang boneka Barbie baru dengan down syndrome, di London, 17 April 2023. Dalam hal pakaian, boneka tersebut mengenakan rok berlengan kembung yang dihiasi kupu-kupu serta bunga berwarna kuning dan biru. Kedua warna tersebut diketahui merupakan warna dari simbol down syndrome. Mattel/Catherine Harbour/Handout via REUTERS
Boneka Barbie Down Syndrome Diluncurkan, Ini Manfaat Mainan Inklusif untuk Anak

Barbie meluncurkan boneka pertamanya yang mewakili penyandang Down syndrome