TEMPO.CO, Jakarta - Kanker paru-paru memicu pertumbuhan sel abnormal. Menurut Cancer.Net, jika kanker paru-paru terdeteksi stadium awal, kesembuhan bisa mencapai 80 persen hingga 90 persen. Kanker paru-paru bisa berpindah ke bagian tubuh lain atau metastasis ke otak, kelenjar getah bening, hati, kelenjar adrenal, hingga lutut.
Mengapa lutut rentan gangguan lanjutan kanker paru?
Diagnosis kanker paru rentan terlambat karena samar gejala stadium awal. Di tahap ini tumor telah menyebar ke jaringan tubuh lain dan menginfeksi organ tubuh lainnya. Kanker paru-paru bisa berpindah atau menyebar ke jaringan ikat di sekitar lutut yang mengakibatkan nyeri. Nyeri lutut akibat komplikasi yang tidak biasa dari kanker paru-paru seperti sindrom neoplastik.
Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Baca: Manfaat Berkebun untuk Turunkan Risiko Kanker
Mengutip Times of India, ketika lutut mengalami tumor metastasis akibat kanker paru-paru, gejalanya tak hanya nyeri dan bengkak. Tapi juga mengurangi kemampuan untuk berdiri dan meluruskan lutut.
Tumor menular paru adalah keganasan primer yang paling umum untuk berpindah jaringan. Sendi lutut paling sering menjadi sasaran, menurut para peneliti di Archive of Proceedings of Baylor University Medical Center. Adapun jaringan ikat membran pelindung yang mengelilingi persendian tubuh.
Berdasarkan data Globocan 2020, di Indonesia terlihat dua masalah kanker paru. Pertama jumlah yang meningkat, sehingga dibutuhkan pencegahan atau pengendalian faktor risiko kanker paru. Kedua, masih buruknya tinjauan medis, karena sebagian besar kasus ditemukan sudah stadium lanjut.
Kanker paru dibedakan untuk setiap pasien dari jenis sel dan perubahan sel abnormal. Pengujian biomarker akan menunjukkan mutasi spesifik sel kanker. Pengujian biomarker penting karena bisa mendeteksi adanya penanda biologis (biomarker) spesifik yang membantu pemilihan terapi.
Adapun gejala kanker paru antara lain, batuk terus-menerus, darah di mukus atau lendir, bernapas pendek, nyeri dada, kelelahan yang berlebihan, berat badan turun, berkurang nafsu makan.
Baca: Jangan Diabaikan, Batuk Menjadi Salah Satu Gejala Kanker Paru
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.