TEMPO.CO, Jakarta - Data Badan Pangan Dunia (FAO) menyebutkan, sebanyak 2 miliar orang atau sekitar satu dari tiga orang mengalami kekurangan mikronutrien. Bahkan, kondisi ini sering mempengaruhi anak-anak, terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau hingga usia 2 tahun dan menyebabkan kematian lebih dari 1 juta anak di bawah 5 tahun setiap tahun akibat kekurangan mikronutrien.
Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Cut Nurul Hafifah mengatakan kekurangan mikronutrien tertentu bisa menyebabkan masalah kesehatan, termasuk hidden hunger yang merupakan salah satu bentuk kurang gizi atau malnutrisi pada anak.
"Kondisi ini terjadi ketika anak tidak mendapat asupan vitamin dan mineral esensial yang sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Mikronutrien merupakan vitamin dan mineral yang berperan dalam proses tumbuh kembang serta membantu menjaga kesehatan anak, baik fisik maupun kognitif. Vitamin dan mineral ini antara lain zat besi, kalsium, atau vitamin A, B, C, atau D. Nurul menuturkan berbagai vitamin dan mineral ini memungkinkan tubuh memproduksi enzim, hormon, dan zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal.
Protein hewani
Oleh karena itu, bila kebutuhan mikronutrien tidak terpenuhi, anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit serta memiliki perkembangan fisik dan kemampuan kognitif yang buruk. Ada banyak cara agar untuk memenuhi kebutuhan asupan mikronutrien anak. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan zat besi bisa dengan memberikan asupan protein hewani.
Baca Juga:
Konsumsi protein hewani bisa sekaligus memenuhi kebutuhan zat besi anak sehingga bisa mencegah anemia, bahkan stunting. Adapun sumber makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi dapat diperoleh dengan mudah, misalnya pada daging merah, ayam, hati, ikan, dan telur.
Kemudian, untuk membantu penyerapan yang maksimal dibutuhkan kombinasi yang tepat antara protein hewani, zat besi, dan vitamin C dalam menu makanan sehari-hari agar penyerapan nutrisi di dalam tubuh, terutama zat besi, bisa meningkat hingga dua kali lipat. Untuk itu, bisa dilengkapi juga dengan susu pertumbuhan yang difortifikasi dengan kombinasi zat besi dan vitamin C.
"Dengan penyerapan nutrisi yang maksimal bisa membantu anak meningkatkan pertumbuhan otak dan kemampuan belajar, pertumbuhan fisik, perkembangan motorik dan sensorik, serta daya tahan tubuh,” tegasnya.
Baca juga: Mikronutrien Dibutuhkan Tubuh, Apa Saja Kandungan Nutrisi dan Sumber Asupannya?