Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Para Ahli Khawatir Flu Burung Akan Menginfeksi Antar Manusia, Apa Itu Virus H5N1?

image-gnews
Pekerja mengumpulkan bebek untuk dimusnahkan di Latrille, Prancis, 6 Januari 2017. Wabah parah flu burung telah menyebar dengan cepat sejak bulan lalu. REUTERS/Regis Duvignau
Pekerja mengumpulkan bebek untuk dimusnahkan di Latrille, Prancis, 6 Januari 2017. Wabah parah flu burung telah menyebar dengan cepat sejak bulan lalu. REUTERS/Regis Duvignau
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Virus H5N1 atau flu burung selama ini dikenal sebagai salah satu patogen yang menjadi penyebab matinya ratusan juta unggas di seluruh dunia. Namun, baru-baru ini Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menemukan virus tersebut telah menginfeksi sejumlah hewan mamalia di Inggris. 

Melansir Telegraph.co.uk, pihak UKHSA menemukan bangkai rubah dan berang-berang Kepulauan Ferne, Inggris. Setelah dilakukan penelitian, hewan mamalia itu mati karena terinfeksi virus flu burung. Sebelumnya, kasus serupa juga pernah ditemukan pada hewan cerpelai di Galicia, Spanyol. 

Menurut Prof Koopmans, anggota tim WHO yang bertugas melacak asal-usul Covid, penyebaran global virus flu burung H5 telah berubah secara signifikan sejak 2020. Sekarang mungkin menginfeksi hewan mamalia, kata dia, selanjutnya tidak menutup kemungkinan bisa menular antar manusia. 

“Sekarang sepertinya bisa menyebar di antara mamalia, dan ini adalah sesuatu yang tidak ingin kita lihat. Ini berarti ada peluang bagi virus dari daftar risiko untuk mengambil mutasi yang dapat menular antar manusia,” kata Koopmans. 

Mengingat Kembali, Apa Itu Virus H5N1? 

Temuan UKHSA tampaknya menjadi peringatan bagi publik di seluruh dunia untuk mengingat kembali apa itu virus H5N1 atau flu burung, termasuk risiko bahayanya terhadap manusia. Sebab, tingginya kasus flu burung tidak menutup kemungkinan bisa menyebar ke manusia. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, H5N1 adalah sejenis virus influenza yang yang sangat menular pada unggas. Penularannya diketahui melalui jalur pernapasan sehingga unggas yang terinfeksi virus ini bisa menyebabkan penyakit pernafasan parah. 

Nama H5N1 mengacu pada subtipe antigen permukaan yang ada pada virus: hemagglutinin tipe 5 dan neuraminidase tipe 1. Genotipe Z dari H5N1 sekarang menjadi genotipe dominan H5N1. 

Kemunculan virus H5N1 ini teridentifikasi pertama kali pada 1996 di Tiongkok Selatan dan Hong Kong. Seiring perkembangannya, virus ini telah menyebabkan ratusan juta unggas mati di seluruh dunia. Bahkan, manusia disebut-sebut juga bisa terinfeksi olehnya. 

Dampak Virus H5N1 ke Manusia 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hampir semua kasus infeksi H5N1 pada manusia telah dikaitkan dengan kontak dekat dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi, atau lingkungan yang terkontaminasi H5N1. Menurut WHO, Virus ini tidak menginfeksi manusia dengan mudah. 

Tidak ada bukti bahwa penyakit ini dapat menyebar ke manusia melalui makanan yang disiapkan dengan benar dan dimasak dengan matang. Meski begitu infeksi N5H1 mungkin saja terjadi pada manusia. 

Infeksi H5N1 pada manusia dapat menyebabkan penyakit yang parah dan memiliki tingkat kematian yang tinggi. Gejala infeksi H5N1 mungkin termasuk demam (sering demam tinggi, > 38°C) dan malaise, batuk, sakit tenggorokan, dan nyeri otot. Gejala awal lainnya mungkin termasuk sakit perut, nyeri dada dan diare.

HARIS SETYAWAN 

Baca juga: Para Ahli Khawatir Fku Burung Akan Menular Antar Manusia, Setelah Mulai Menginfeksi Hewan Mamalia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

2 hari lalu

Seorang pria berjalan di jalan berlumpur, pasca banjir menyusul hujan lebat, di desa Kar Kar, provinsi Baghlan, Afghanistan 11 Mei 2024. REUTERS/Sayed Hassib
153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

4 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

5 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.


WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

6 hari lalu

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono  dalam konferensi pers bertajuk Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia pada 6 Mei 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

8 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

9 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

9 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

10 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

11 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

11 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.