TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Rahmah Housniati atau Nia Umar, menyarankan calon ibu mendapatkan edukasi langsung tentang teknik menyusui yang tepat demi kesehatan ibu dan bayinya. Ia pun menyarankan calon ibu mencari tempat bersalin yang mendukung pemberian air susu ibu (ASI) agar mendapatkan edukasi langsung tentang cara menyusui yang tepat sehingga puting tidak luka dan produksi ASI dapat optimal.
“Pastikan tempat persalinannya mendukung dia menyusui. Jadi, pas lagi hamil, sudah cari-cari tempat melahirkan yang tidak memisahkan bayinya. Bisa inisiasi menyusui dini (IMD) karena membuat bayi menyusu dengan posisi yang baik, melekat dengan baik,” kata Nia.
Hari-hari pertama adalah kunci dalam menyusui, termasuk soal pelekatan yang baik supaya tidak menimbulkan rasa sakit pada payudara.
“Pelekatan yang baik, tidak nyeri, tidak sakit, itu akan memastikan produksi ASI-nya juga optimal. Bukan hanya sekedar tidak sakit, tapi juga supaya produksi ASI-nya optimal,” jelasnya.
Penyebab luka puting
Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Melanie Yudiana Iskandar, berpendapat senada. Menurutnya, teknik menyusui harus dimengerti sejak awal melahirkan. Penyebab puting luka karena penempatan yang belum tepat sasaran, yaitu payudara kurang dalam masuk ke mulut bayi.
“Pelekatannya harus benar dan itu harus diajari dari awal dia lahir. Pertama kali melahirkan, teknik menyusui yang benar posisi dan pelekatan itu harus bagus,” paparnya.
Melanie menjelaskan cara menyusui yang baik adalah menempatkan aerola di area palatum molle, yakni area sekitar langit-langit mulut, bukan di area palatum durum atau area rongga mulut di belakang gigi seri dan taring. Selain itu, menyusui dengan aerola juga sangat penting untuk diperhatikan agar berat badan bayi dapat tumbuh optimal.
Pilihan Editor: Alasan Sebaiknya Tak Menyusui Bayi dalam Kendaraan