TEMPO.CO, Jakarta - Virus H3N2 belakangan ini mencuat di India. Mengutip The Economic Times, setidaknya ada 90 kasus infeksi yang terkonfirmasi dan dua di antaranya berakhir dengan kematian. H3N2 merupakan virus musiman yang seiring waktu akan hilang. Lantas apa sebenarnya virus ini?
Virus influenza penyebab penyakit menular yang dikenal sebagai flu, terdiri dari empat jenis: A, B, C dan D.
Influenza A selanjutnya diklasifikasikan ke dalam subtipe yang berbeda dan salah satunya adalah H3N2.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), H3N2 menyebabkan pandemi flu 1968 yang menyebabkan kematian sekitar satu juta orang di seluruh dunia dan sekitar 100.000 di AS.
Sebuah studi tahun 2020, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, menemukan bahwa jenis virus ini telah berevolusi dalam lima dekade terakhir ketika orang yang lahir pada akhir 1960-an dan 1970-an terinfeksi olehnya saat masih anak-anak.
Apa saja gejala H3N2?
Gejalanya mirip dengan gejala flu lainnya seperti batuk, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, dan kelelahan ekstrim. Mual, muntah dan diare juga terlihat dalam beberapa kasus. Menurut Indian Medical Association (IMA), infeksi yang disebabkan oleh H3N2 umumnya berlangsung selama lima sampai tujuh hari dan demam mulai hilang setelah tiga hari. Namun, batuk bisa bertahan hingga tiga minggu.
IMA menyebut virus ini biasanya menyerang orang di bawah usia 15 tahun atau di atas 50 tahun. Anak-anak dan orang yang memiliki co-morbidities seperti asma, diabetes, penyakit jantung, sistem kekebalan yang lemah, dan kondisi neurologis atau perkembangan saraf memiliki risiko yang lebih tinggi.
Pencegahan
Mengutip The Indian Express, ahli pernafasan dan perawatan kritis Nikhil Modi mengatakan menjaga kebersihan diri adalah cara terbaik untuk menghindari penyebaran H3N2. Mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh wajah, hidung atau mulut, membawa sanitizer, dan menghindari orang yang sudah terinfeksi virus atau flu musiman lainnya adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan.
Selain itu, pola makan sehat yang mencakup banyak buah dan sayuran juga dapat berperan penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Dalam penjelasan di India beberapa waktu lalu itu, Modi menambahkan bahwa minum banyak cairan, makan masakan rumahan yang rendah bumbu dan rendah lemak juga bisa membantu.
HATTA MUARABAGJA
Pilihan editor : Gubernur BI: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Lebih Baik dari India, Thailand dan Malaysia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.