TEMPO.CO, Malang - Jumlah penderita tuberkulosis atau TBC di Kota Malang masih tinggi pada 2022. Walau begitu, angka temuan kasus tuberkulosis di kota yang sama masih di bawah standar Program Nasional Penanggulangan TBC.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif, angka minimal temuan terduga kasus tuberkulosis secara nasional 70 persen dari total kasus, tapi capaian jumlah temuan kasus TBC di Kota Malang masih berkisar 60-70 persen.
“Makanya, kami terus menerapkan strategi TOSS (temukan dan obati sampai sembuh) penderita tuberkulosis, bekerja sama dengan semua pihak untuk mendampingi penderita selama perawatan dibutuhkan,” kata Husnul Muarif, Sabtu, 25 Maret 2023.
Berdasarkan dokumen laporan Analisis Situasi dan Kebijakan Program TBC Kota Malang Tahun 2022 yang dirilis Dinas Kesehatan diketahui temuan terduga kasus TBC pada tahun lalu sebanyak 19.157 temuan. Dari seluruh temuan, diketahui warga yang positif menderita TBC sebanyak 3.215 orang atau 16,8 persen dari jumlah temuan.
Rinciannya, sebanyak 1.970 orang menderita TBC SO (sensitif obat) dari berbagai daerah yang dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan Kota Malang. Dari jumlah ini, penderita berstatus warga Kota Malang sebanyak 1.256 orang atau 63,75 persen.
Pasien TBC SO adalah pasien yang berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologi atau tes cepat molekuler (TCM) menunjukkan hasil masih sensitif terhadap obat antituberkulosis (OAT) lini pertama.
Lalu, ada 889 pasien TBC SO terkonfirmasi bakteriologis (pasien yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji biologinya melalui pemeriksaan mikroskopis langsung). Dari jumlah ini, 621 orang atau 68,85 persen tercatat sebagai warga Kota Malang.
Angka yang memprihatinkan, jumlah anak penderita TBC SO sebanyak 248 orang, sebanyak 165 orang atau 66,53 persen di antaranya tercatat sebagai penduduk Kota Malang.
Selanjutnya, terdapat pula 108 pasien TBC RO (resisten obat) dan 23 orang pasiennya terdata sebagai warga Kota Malang, serta sebanyak 71 orang menderita tuberkulosis HIV. Total, ada 84 orang meninggal selama pengobatan TBC sepanjang 2022 dan angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis baru mencapai 77,3 persen atau masih di bawah target kesembuhan nasional 90 persen.
Husnul mengatakan, Dinas Kesehatan mustahil bisa mandiri menanggulangi penyakit tuberkulosis sehingga penanganannya membutuhkan kerja sama banyak pihak terkait, seperti YABHYSA dan LSM Panther yang kebanyakan anggotanya adalah mantan penderita TBC. Mereka diharapkan terus aktif melakukan penyuluhan tentang TBC, pelacakan kasus tuberkulosis, hingga mendampingi masyarakat yang membutuhkan pengobatan.
Kepala YABHYSA Kota Malang Ruly Narulita menyatakan sangat siap membantu Pemerintah Kota Malang menanggulangi TBC. Masalah terbesar yang mereka hadapi di lapangan adalah persepsi masyarakat yang menganggap TBC sebagai aib sehingga mereka enggan diperiksa maupun dibawa ke rumah sakit. Bahkan, sering ditemukan kasus “penelantaran” anggota keluarga yang menderita TBC.
YABHYSA Kota Malang mencatat berdasarkan data Global TB Report 2022, jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia cenderung naik dalam dua tahun terakhir. Pada 2021 angkanya naik 8,4 persen dari 2020 dan lalu naik jadi 9,2 persen pada 2022, dengan jumlah rata-rata kematian (mortalitas) 144 ribu kejadian per tahun.
Pilihan editor: Diklaim Pertama di Dunia, Ini Alat Pendeteksi TB di Dalam dan Luar Paru Karya BRIN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
ABDI PURMONO