Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masayu Anastasia Pernah Alami Radang Usus Besar, Bagaimana Gejala dan Apa Penyebabnya?

image-gnews
Masayu Anastasia. instagram.com
Masayu Anastasia. instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak banyak yang tahu bahwa Masayu Anastasia menderita radang usus besar atau kolitis. Penyakit tersebut telah diidapnya sejak dua tahun lalu atau 2021. Hal ini membuat artis tersebut kemudian menerapkan makan yang sehat.  Lantas, bagaimana gejala dan penyebab dari radang usus (kolitis) itu sendiri?

Sejatinya, jenis penyakit radang usus besar beragam tergantung penyebab yang mendasarinya. Gangguan ini memberikan rasa tidak nyaman berupa rasa sakit perut. Salah satu jenis radang usus besar seperti yang dialami Masayu Anastasia , yakni kolitis ulserativa. Melansir ciputrahospital.com, radang usus jenis ini merupakan jenis yang paling sering didiagnosis. 

Kolitis ulserativa menyebabkan peradangan atau pendarahan hingga borok di dalam usus besar. Biasanya, kondisi ini dimulai dari rektum (bagian akhir usus besar) lalumenyebar hingga ke seluruh bagian usus besar. Kolitis ulserativa dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap bakteri atau zat lain di saluran pencernaan. Penyebab pasti dari kolitis ulserativa pun masih ditelusuri oleh para ahli sampai saat ini. 

Dikutip bumrungrad.com, tingkat keparahan diare tergantung pada kadar inflamasi dan sampai sejauh mana peradangan di usus. Umumnya, fase akut dari kolitis ulserativa ialah diare yang tercampur dengan lendir dan kadang berdarah.

Diare ini mungkin sangat parah di beberapa kasus sampai menyebabkan seluruh usus besar terpengaruh. Akan tetapi, jika hanya bagian akhir dari usus besar (sigmoid atau rektum) yang terpengaruh, kotoran mungkin lebih padat tetapi bekas darah bisa terdeteksi. Dikutip mayoclinic.org, selain diare, gejala lain dari colitis ulserativa yakni pendarahan dubur, sakit perut hingga kram, terlalu sering buang air besar, berat badan menurun, kelelahan, dan demam. 

Apabila kondisinya semakin parah segera bertemu dengan dokter atau layanan kesehata supaya mendapat perawata lebih lanjut. Meskipun kolitis ulserativa biasanya tidak berakibat fatal, ini adalah penyakit yang serius. Dalam beberapa kasus, kolitis ulserativa dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Pilihan Editor: Radang Usus Besar, Apa Itu Kondisi Pancolitis?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pendekatan dengan Ular, Cara Masayu Anastasia Persiapkan Perannya di Film Paku Tanah Jawa

4 hari lalu

Masayu Anastasia. Foto: Instagram.
Pendekatan dengan Ular, Cara Masayu Anastasia Persiapkan Perannya di Film Paku Tanah Jawa

Masayu Anastasia harus mendekati ular sungguhan demi perannya sebagai Handini, sinden yang menjadi karakter sentral di film Paku Tanah Jawa.


Film Horor Paku Tanah Jawa Segera Dirilis, Bercerita Tentang Urban Legend Gunung Tidar

4 hari lalu

Poster film Paku Tanah Jawa. Foto: Istimewa.
Film Horor Paku Tanah Jawa Segera Dirilis, Bercerita Tentang Urban Legend Gunung Tidar

Film Paku Tanah Jawa dijadwalkan tayang pada 6 Juni 2024, dengan mengangkat urban legend di Tanah Jawa.


Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

8 hari lalu

Pasien diare digendong keluarganya di luar karena keterbatasan ruangan di Puskesmas Surantih, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu, 8 Mei 2024. Puskesmas Surantih mencatat, hingga Rabu pagi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di kecamatan itu bertambah menjadi 255 kasus dan mulai menyerang lansia, namun jumlah pasien sembuh sudah mencapai 159 orang. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

Sebanyak 202 orang di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan terjangkit penyakit diare. Lima balita meninggal karena dehidrasi parah saat diare.


Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

8 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

13 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

14 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

15 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

16 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

17 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.


Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

18 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.