Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hati-hati, Menguap Berlebihan Bisa Jadi Tanda 5 Gangguan Kesehatan Ini

image-gnews
Ilustrasi wanita mengantuk atau menguap.  shutterstock.com
Ilustrasi wanita mengantuk atau menguap. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menguap adalah gejala umum dari kelelahan atau rasa bosan. Menguap dikaitkan dengan beberapa hormon yang dilepaskan yang secara singkat meningkatkan detak jantung dan kewaspadaan, demikian jelas MUSC Health

Menguap saat lelah atau bosan merupakan upaya tubuh untuk membuat Anda tetap waspada dan terjaga, meski hanya untuk waktu yang singkat. Sebagian besar waktu, menguap adalah hal yang normal.

Namun, reaksi tubuh yang sederhana ini bisa menandakan beberapa masalah kesehatan, jika Anda menguap berlebihan, yakni lebih dari tiga kali dalam periode 15 menit, menurut pakar kesehatan. Berikut adalah deretan masalah kesehatan yang mengintai di balik menguap berlebihan seperti dikutip dari Times of India.

1. Sleep apnea atau insomnia

Kurang tidur adalah salah satu faktor paling umum di balik menguap berlebihan. Namun, hal itu bisa terjadi karena kondisi kesehatan yang mendasarinya seperti sleep apnea atau insomnia. 

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi serius. Ini terjadi karena pernapasan berulang kali berhenti dan berjalan. Jika Anda mendengkur keras dan merasa lelah setelah tidur semalaman, Anda mungkin menderita sleep apnea, demikian menurut Mayo Clinic.

2. Obat

Menguap berlebihan dapat disebabkan oleh obat tertentu yang mungkin Anda minum. Antipsikotik atau antidepresan tertentu dapat menyebabkan menguap berlebihan sebagai efek samping. Pastikan tidak mengonsumsi obat-obatan tersebut tanpa resep, patuhi konsumsi sesuai anjuran dokter dan cari bantuan medis jika mengalami menguap berlebihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Gangguan otak

Menguap berlebihan bisa menjadi indikasi gangguan otak. Kondisi seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis, dan sakit kepala migrain dapat menyebabkan menguap berlebihan.

4. Kecemasan atau stres

Menguap berlebihan bisa disebabkan oleh kecemasan atau stres, dalam hal ini menguap bisa menjadi cara bagi tubuh untuk mengatasi ketegangan.

5. Serangan jantung

Menguap berlebihan bisa terjadi dalam kasus serangan jantung jika suplai oksigen ke seluruh tubuh terpengaruh. Namun, perhatikan bahwa ini bukanlah gejala utama serangan jantung.

Pilihan Editor: Mengapa Menguap dapat Menular? Berikut Penjelasannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

1 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

1 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

1 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

1 hari lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

4 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

5 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

5 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

6 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

6 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

8 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial