Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kista Ovarium Tak Hanya Ada pada Wanita Obesitas, Simak Penjelasannya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kandungan dan kebidanan Gita Pratama mengatakan sindrom ovarium polikistik (SOPK) atau kista ovarium bisa dialami wanita dengan berat badan normal. Tetapi, perjalanan penyakitnya berbeda dengan wanita obesitas.

Pendapat itu ia sampaikan dalam disertasi berjudul “Hubungan Kadar Kisspeptin, Neurokinin B dan Dinorfin terhadap Rasio LH/FSH serta Polimorfisme dan Metilasi DNA Gen KISS1 pada Pasien Sindrom Ovarium Polikistik Nir-obese” yang disampaikan melalui sidang Promosi Doktor Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI, Senin, 17 Juli 2023.

Untuk sampai pada temuan ini, Gita mempelajari 120 orang perempuan berusia 18-35 tahun yang terdiagnosis SPOK di Klinik Yasmin RS dr. Cipto Mangunkusumo Kencana dengan indeks massa tubuh kurang dari 25. Para peserta studi menjalani serangkaian tes seperti pemeriksaan fisik, USG, dan pemeriksaan darah untuk melihat berbagai parameter hormonal dan metabolik.

Mereka juga menjalani pemeriksaan khusus untuk melihat polimorfisme dan mekanisme epigenetik (metilasi DNA) gen KISS1 di klaster Human Reproduction, Infertility and Family Planning (HRIFP) Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Universitas Indonesia.

SOPK merupakan kelainan endokrin yang mempengaruhi 5-20 persen perempuan usia reproduksi. SOPK ditandai adanya gangguan haid, peningkatan hormon androgen, serta infertilitas. Jika tidak ditangani secara tepat, dalam jangka panjang SOPK akan meningkatkan risiko diabetes tipe-2, sindrom metabolik, serta peningkatan angka kejadian kanker endometrium (dinding rahim). Salah satu penemuan penelitian terdahulu memperlihatkan obesitas sebagai salah satu faktor risiko.

“Meskipun obesitas salah satu faktor risiko yang kerap terjadi, lewat penelitian ini ditunjukkan 20-50 persen perempuan dengan SOPK mempunyai berat badan yang sebenarnya normal," papar Gita.

Merujuk pada penelitian, Gita memperkirakan proses perjalanan penyakit perempuan obesitas dan berat badan normal berbeda. Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi perempuan, yaitu luteinizing hormone (LH) yang berasal dari kelenjar hipofisis di otak, secara signifikan lebih tinggi pada wanita dengan berat badan normal yang mengalami SOPK dibandingkan wanita obesitas. LH memicu ovulasi atau pelepasan sel telur dan ovarium. Peningkatan LH yang maksimal memicu ovulasi.

"Hal tersebut menunjukkan gangguan hormonal pada otak (neuroendokrin) mungkin merupakan mekanisme terpenting pada pasien SOPK dengan berat badan normal,” tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalah pada pasien obesitas
Pada penelitian ini, dia juga menemukan dua mekanisme yang mungkin menyebabkan peningkatan rasio LH/FSH pada pasien SOPK yang berat badannya normal. Dua mekanisme ini berupa penurunan dinorfin yang diperkirakan akan mempengaruhi peningkatan GnRH secara langsung di otak dan peningkatan kadar hormon anti-Mullerian (AMH) yang selain secara langsung menyebabkan terhentinya pertumbuhan telur akibat penurunan enzim aromatase, juga secara langsung mempengaruhi peningkatan GnRH.

“Dengan demikian, kedua hormon ini diperkirakan merupakan kunci perkembangan penyakit pada pasien SOPK nir-obese," kata Gita.

Penelitian menunjukkan pasien SOPK obesitas mengalami perbaikan gejala dengan melakukan modifikasi gaya hidup, khususnya diet dan olahraga. Sementara pasien SOPK dengan berat badan normal lebih terkait dengan gangguan hormonal. Oleh karena itu, perbaikan gaya hidup belum bisa memberikan perubahan gejala signifikan. 

Dia mengatakan penemuan ini akan menjadi awal bagi pengembangan tatalaksana pada pasien SOPK, khususnya wanita dengan berat badan normal berdasarkan kelainan yang mendasarinya, bukan hanya bersifat simtomatis atau mengobati gejala saja.

"Temuan inilah yang memicu kami untuk membuat penelitian yang dapat lebih memahami proses terjadinya penyakit (patogenesis) SOPK, khususnya pada pasien nir-obese (normal) sehingga diharapkan dapat mengembangkan tatalaksana yang tepat di kemudian hari,” jelas Gita.

Pilihan Editor: Begini 6 Mitos Kanker Ovarium yang Sering Dianggap Benar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

1 jam lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.


Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

4 jam lalu

Parto Patrio  di Trans TV, Jakarta, 13 November 2002. [TEMPO/ Rendra].
Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

6 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

14 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

14 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

15 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

25 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

33 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.


Apakah Perempuan yang Pernah Keguguran dan Diangkat Ovarium Masih Bisa Hamil?

37 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Apakah Perempuan yang Pernah Keguguran dan Diangkat Ovarium Masih Bisa Hamil?

Kiky Saputri mengabarkan dirinya akan diangkat ovarium kirinya akibat keguguran. Perempuan yang diangkat ovarium masih bisa hamil?


Kiky Saputri Keguguran, Apa Saja Penyebab Ibu Hamil Alami Keguguran?

38 hari lalu

Kiky Saputri. Foto: Instagram.
Kiky Saputri Keguguran, Apa Saja Penyebab Ibu Hamil Alami Keguguran?

Kiky Saputri mengalami keguguran yang menyebabkan ovarium kirinya harus diangkat. Ini penyebab seseorang mengalami keguguran.