Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Si Bengek Beraksi

image-gnews
lasithasilva.wordpress.com
lasithasilva.wordpress.com
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Dengan sikap hati-hati, Anisa mengatur napasnya. Rasa sesak di dada disertai napas berbunyi nghik... nghik... alias bengek membuatnya tak leluasa bicara. Padahal, malam itu ia sedang bertemu dengan Gatot, pria yang sejak lama diincarnya. "Ampun, bila serangan si bengek melanda. Apa pun jadi buyar berantakan," ujarnya kesal.

Kekesalan Anisa sering dialami penderita asma lainnya. Namun, menurut Faisal Yunus, Ketua Dewan Asma Indonesia, asma sering dianggap sepele. "Padahal bisa berakibat fatal, seperti kematian. Asma tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikontrol atau diawasi," ujar Faisal kepada pers di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Senin lalu.

Dengan tema "Anda Bisa Mengontrol Asma Anda, Bertindak Sekarang", temu pers ini bagian penting dari peringatan Hari Asma Sedunia pada 6 Mei. Asma adalah penyakit kronis saluran napas yang ditandai dengan gejala-gejala akibat penyempitan saluran pernapasan. Derajat penyempitan ini bervariasi.

Selama ini, konsep penanganan asma masih berorientasi pada pengobatan gejala atau serangannya. "Jadi, bukan pada pencegahan supaya serangannya dapat ditekan atau dihilangkan," tuturnya. Karena itu, istilah yang dipakai kontrol atau awasi asma. Dan penanganan penyakit ini memerlukan waktu panjang.

Faisal mengutip data organisasi kesehatan dunia (WHO) yang memperkirakan jumlah pasien asma di dunia mencapai 300 juta orang dan akan terus meningkat hingga 400 juta orang pada 2025. Jumlahnya bisa lebih besar mengingat asma merupakan penyakit under diagnosed. "Buruknya kualitas udara dan berubahnya pola hidup masyarakat diperkirakan sebagai penyebab meningkatnya penderita penyakit ini di dunia."

Di dunia, penyakit ini termasuk lima besar penyebab kematian, yakni mencapai 17,4 persen. Sementara itu, di Tanah Air, asma masuk 10 besar penyebab kesakitan dan kematian. Faisal mengutip hasil penelitian International Study on Asthma and Allergies in Childhood pada 2005 bahwa jumlah penderita asma meningkat dari 4,2 persen menjadi 5,4 persen. Angka ini menunjukkan, ada 12,5 juta pasien asma di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Senada dengan Faisal, Dokter Nury Nusdwiningtyas, SpRM, M.Epid, mengatakan soal pengawasan asma ini telah dilakukan penelitian sejak 1997. Penelitian tersebut memfokuskan pada manfaat penggunaan secara bersamaan obat bronkodilator (pelega napas) dan controller (pengontrolan) inhalasi atau obat isap pada penderita asma dengan tujuan khusus pada perbaikan klinis dan biaya pengobatan.

Hasil penelitian itu memperlihatkan, pasien asma yang menggunakan obat keduanya secara bersamaan ternyata bisa mengurangi serangan asma, kunjungan ke Unit Gawat Darurat akibat asma, dan biaya pengobatan. "Meski demikian, obat controller atau inhalasi itu memang mahal," ujarnya sambil menyebutkan harga obatnya berkisar Rp 250 ribu.

Adapun pemakaian obatnya, menurut Ketua Divisi Rehab Respirasi Departemen Rekarbdodik pada Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu, tergantung derajat asma yang dideritanya. Sehari bisa sekali atau lebih. Bahkan, satu obat bisa dipakai sebulan.

Menurut Nury, pengawasan asma sangat penting dan mendesak. Sebab, untuk kasus di Asia, para penderitanya bisa dikategorikan tidak terkontrol. Di Indonesia, 36 persen penderita asma terkontrol sebagian dan 64 persennya tidak terkontrol sama sekali. Kondisi ini mirip dengan yang dialami Thailand, India, dan Sri Lanka.

HADRIANI P

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

6 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

8 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

8 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

15 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

17 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

17 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

17 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

18 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

18 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

21 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.