Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah Kurangnya Aktivitas Fisik Menjadi Penyebab Obesitas?

image-gnews
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaObesitas disebabkan ketidakseimbangan energi yang ada, di mana terlalu banyak kalori yang masuk, namun terlalu sedikit kalori yang dibakar. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi banyak kalori atau berapa banyak energi yang dibakar orang setiap harinya. Tetapi faktor yang paling bervariasi dan paling mudah dimodifikasi adalah jumlah aktivitas fisik yang dilakukan orang setiap hari. 

Dilansir dari Harvard.edu, tetap aktif melakukan aktivitas fisik dapat membantu orang mempertahankan berat badan yang sehat atau menurunkan berat badan. Hal ini juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, tekanan darah tinggi, osteoporosis, dan kanker tertentu, serta mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Sementara gaya hidup tidak aktif yang dilakukan terus menerus justru akan berdampak sebaliknya.

Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, dr Esti Widiastuti, MScPH mengatakan bahwa salah satu faktor yang dapat memicu obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. Berdasarkan data Riskesdas 2018, angka nasional obesitas mencapai sekitar 21,8 persen. Angka yang didapat ini didasarkan pada pengukuran massa tubuh. Melalui Riskesdas ini juga diketahui bahwa proporsi aktivitas fisik sangat rendah.

“Berbicara tentang obesitas itu berbicara bahwa apa yang masuk ke dalam tubuh dengan apa yang keluar. Tapi kalau apa yang masuk lebih banyak akhirnya menumpuk, dan penumpukan kalori yang masuk itu akan menjadi lemak sehingga jadilah overweight dan obesitas,” kata dr. Esti dalam konferensi pers yang dilakukan di gedung Kemenkes, Jakarta, pada 11 Juli 2023.

Selanjutnya, Esti juga menjelaskan bahwa banyak orang-orang mengira bahwa obesitas menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit-penyakit tidak menular lainnya. Padahal, penyebab obesitas ada banyak faktor seperti, aktivitas fisik yang kurang sementara asupan kalori cukup tinggi. 

Dilansir dari Stanford.edu, dari hasil penelitian yang dilakukan tim peneliti Stanford terhadap hasil survey kesehatan nasional dari tahun 1988 hingga 2010, mereka menemukan peningkatan besar pada obesitas dan ketidakaktifan fisik, tidak pada keseluruhan kalori yang dikonsumsi.

“Yang paling mengejutkan kami adalah betapa dramatisnya perubahan aktivitas fisik di waktu senggang,” ujar Uri Ladabaum, MD, profesor gastroenterologi dan penulis utama studi tersebut. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Meskipun kami tidak dapat menarik kesimpulan tentang sebab dan akibat dari penelitian kami, temuan kami mendukung gagasan bahwa olahraga dan aktivitas fisik merupakan faktor penentu penting dari tren obesitas,” ujarnya.

Dalam penelitian yang mereka lakukan tersebut, kemudian diketahui bahwa persentase wanita yang melaporkan tidak melakukan aktivitas fisik melonjak dari 19 persen menjadi 52 persen antara tahun 1988 dan 2010, sedangkan persentase pria yang tidak aktif melakukan aktivitas fisik naik dari 11 persen  menjadi 43 persen  selama periode yang sama. Angka ini bisa dikatakan sebagai kenaikan yang tinggi.

Selain itu, angka obesitas juga diketahui meningkat dari 25 persen menjadi 35 persen pada wanita dan dari 20 persen  menjadi 35 persen  pada pria. Anehnya, jumlah kalori yang dikonsumsi per-harinya tidak mengalami perubahan secara signifikan. 

Organisasi Kesehatan Dunia, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, serta berbagai otoritas lainnya merekomendasikan bahwa untuk mendapatkan kesehatan yang baik, orang dewasa harus melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat yang setara dengan 2,5 jam per-minggu. Sementara itu, anak-anak harus mendapat lebih banyak, setidaknya satu jam per-hari. Bagaimanapun aktivitas fisik sangat diperlukan untuk membantu mempertahankan berat badan yang sehat dan untuk membantu menurunkan berat badan.

Obesitas pada Anak
Plt Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dr Lovely Daisy, MKM dalam laman Kemkes.go.id menyebutkan bahwa obesitas pada anak punya risiko. Kasusnya bahkan 10 kali lipat meningkat selama 4 dekade dari tahun 1975 hingga 2016 usia 5 hingga 19 tahun.
''Obesitas dikaitkan dengan kurangnya aktivitas fisik. Kalau kita lihat data Riskesdas 2018 anak usia 10 sampai 14 tahun itu yang kurang aktivitas sebanyak 64 persen. Ini sebenarnya nyambung kalau kita ngukur tingkat kebugaran anak-anak sekolah itu sebagian besar tidak bugar, artinya memang ini risiko tinggi apalagi ditambah dengan pola konsumsi anak-anak kita yang kurang baik,'' kata dia.
Obesitas juga erat kaitannya dengan banyaknya anak-anak yang tidak sarapan sebelum sekolah. Masih berdasarkan Riskesdas 2018, sebanyak 65 persen anak-anak tidak sarapan, sehingga mereka memilih jajan makanan di sekolah tanpa pengawasan orang tua.
Strategi pencegahan obesitas pada anak dapat dilakukan dengan pengaturan pola makan, yakni harus terjadwal, makan makanan pokok 3 kali sehari, dan makan makanan selingan dua kali sehari. Menurut Lovely, sebaiknya rutin melakukan aktivitas fisik dan orang tua harus menyediakan makanan dengan gizi seimbang dan membantu anak belajar lebih selektif dan sehat terhadap makanan yang dikonsumsi.

Pilihan Editor: Kenali Bahaya Minuman Berpemanis Bisa Sebabkan Obesitas hingga Penyakit Jantung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Siapkan Fisik Sebelum Ikut Lari Maraton

2 hari lalu

Ilustrasi pelari marathon/Maybank Marathon
Tips Siapkan Fisik Sebelum Ikut Lari Maraton

Apa persiapan fisik yang perlu dilakukan sebelum ikut lari maraton? Simak kata dokter.


Ahli Gizi Bagi Saran Sehat buat Lansia, dari Makanan sampai Olahraga

2 hari lalu

Para lansia melakukan senam sehat di Alun-alun Kota Depok, Rabu 22 Juni 2022. Acara puncak Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-26 Tingkat Kota Depok dihadiri ratusan warga lanjut usia (lansia) yang ada di 11 kecamatan se-Kota Depok dengan mengadakan kegiatan senam sehat bersama dan pentas seni. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Ahli Gizi Bagi Saran Sehat buat Lansia, dari Makanan sampai Olahraga

Selain mengonsumsi makanan sehat dengan kandungan gizi seimbang, lansia perlu rutin melakukan aktivitas fisik untuk menjaga badan tetap bugar.


Curah Hujan Tinggi, Guru Besar IPB Imbau Tingkatkan Imunitas dengan Vitamin C

4 hari lalu

Smoothies Buah dan Sayuran. Pixabay
Curah Hujan Tinggi, Guru Besar IPB Imbau Tingkatkan Imunitas dengan Vitamin C

Pakar gizi menjelaskan perlunya menjaga kesehatan tubuh, terutama di musim hujan. Salah satunya dengan mengonsumsi vitamin C.


Akses Makanan dan Minuman Tinggi Kalori Mudah, Tingkatkan Risiko Diabetes

5 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Akses Makanan dan Minuman Tinggi Kalori Mudah, Tingkatkan Risiko Diabetes

Angkat penderita diabetes diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perubahan pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat.


Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

6 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

Ahli gizi mengimbau sekolah turut memberi edukasi makanan sehat untuk mencegah risiko anak obesitas.


Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

13 hari lalu

Ilustrasi MSG. Shutterstock
Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

Dokter spesialis gizi klinik Yohan Samudra menjelaskan manfaat micin bagi kesehatan.


Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

19 hari lalu

Ilustrasi menonton televisi. Shutterstock.com
Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

Menonton tv dalam waktu yang lama kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan, mulai dari gangguan tidur dan obesitas hingga masalah kesehatan mental


Jalan Kaki 10.000 Langkah Sehari Jadi Pakem Kesehatan, Bagaimana Faktanya?

20 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com
Jalan Kaki 10.000 Langkah Sehari Jadi Pakem Kesehatan, Bagaimana Faktanya?

Meski pakem jalan kaki 10.000 langkah sehari sudah umum di masyarakat, faktanya masih kurang bukti untuk memastikan rekomendasi itu.


Selain Badan Gizi Nasional, Menkes Ingatkan Pentingnya Perbaikan Gizi lewat Faskes Gratis

20 hari lalu

Siswa menyantap makanan saat uji coba program makan bergizi gratis di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07 Cideng, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024. Heru Budi berencana akan membuat makan siang gratis di seluruh sekolah negeri dasar yang ada di Jakarta secara serentak. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Selain Badan Gizi Nasional, Menkes Ingatkan Pentingnya Perbaikan Gizi lewat Faskes Gratis

Selain Badan Gizi Nasional, peningkatan gizi masyarakat mesti diiringi fasilitas kesehatan secara gratis dan merata.


Ahli Gizi Bagi Tips Siapkan Makanan Bekal Anak yang Bernutrisi

24 hari lalu

Ilustrasi bekal makan anak. googleusercontent.com
Ahli Gizi Bagi Tips Siapkan Makanan Bekal Anak yang Bernutrisi

Ahli gizi mengatakan bekal anak yang bergizi dan menggugah selera berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang anak.