Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penderita Obesitas Bisa Alami Kondisi Kesehatan Kronis Seperti Ini

image-gnews
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaObesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. Seseorang dikatakan memiliki kelebihan berat badan apabila Indeks Massa Tubuh (BMI) lebih dari 25, sementara seseorang dikatakan mengalami obesitas apabila Indeks Massa Tubuh (BMI) nya lebih dari 30.

Masalah terkait obesitas ini telah berkembang menjadi epidemi, dengan lebih dari sekitar 40 juta orang meninggal setiap tahunnya karena obesitas dan kelebihan berat badan. 

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), tingkat kelebihan berat badan dan obesitas terus meningkat pada orang dewasa dan anak-anak. Dari tahun 1975 hingga 2016, prevalensi anak-anak kelebihan berat badan dan obesitas berusia 5-19 tahun meningkat lebih dari empat kali lipat dari 4 persen menjadi 18 persen secara global.

Dilansir dari Harvard.edu, kelebihan berat badan atau obesitas dapat mengurangi hampir setiap aspek kesehatan, mulai dari fungsi reproduksi dan pernapasan, hingga memori dan suasana hati. Obesitas dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit yang melemahkan dan mematikan termasuk diabetes, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. 

Obesitas dan Penyakit Kardiovaskular

Berat badan berhubungan langsung dengan berbagai faktor risiko kardiovaskular. Ketika BMI meningkat, tekanan darah akan ikut meningkat, lipoprotein densitas darah menjadi rendah, trigliserida, gula darah, dan peradangan. Berbagai perubahan ini dapat memungkinkan peningkatan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan kematian kardiovaskular.

Obesitas dan Penyakit Arteri Koroner

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ternyata, terdapat hubungan langsung antara kelebihan berat badan dan penyakit arteri koroner (CAD). Penyelidik BMI-Meta CAD telah melakukan meta-analisis dari 20 studi jangka panjang yang diikuti lebih dari 300.000 peserta  mengungkapkan bahwa, dibandingkan dengan peserta yang memiliki berat badan normal, mereka yang memiliki obesitas memiliki risiko 81% lebih tinggi terkena penyakit arteri koroner (CAD).

Obesitas dan Stroke

Sebuah meta-analisis dari 25 studi kohort prospektif dengan 2,3 juta peserta menunjukkan hubungan langsung dari kelebihan berat badan dan risiko stroke. Kegemukan meningkatkan risiko stroke iskemik sebesar 22 persen  dan obesitas meningkatkannya sebesar 64 persen. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara kelebihan berat badan atau obesitas dan stroke hemoragik.

Obesitas dan Kematian Kardiovaskular

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam meta-analisis dari 26 studi observasional yang mencakup 390.000 pria dan wanita, beberapa kelompok ras dan etnis, dan sampel dari Amerika Serikat serta negara lain, obesitas secara signifikan terkait dengan kematian akibat penyakit jantung koroner dan kardiovaskular. Wanita dengan BMI 30 atau lebih memiliki risiko 53 persen  lebih tinggi untuk meninggal dini akibat penyakit kardiovaskular apapun. Pria yang memiliki BMI 30 atau lebih juga memiliki risiko yang sama tingginya.

Obesitas dan Kanker

Hubungan antara obesitas dan kanker tidak sejelas diabetes dan penyakit kardiovaskular. Hal ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa kanker bukanlah penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan dari penyakit-penyakit individu. Dalam berbagai studi dan tinjauan data lengkap yang dirilis oleh World Cancer Research Fund dan American Institute for Cancer Research menyimpulkan bahwa ada bukti yang meyakinkan tentang hubungan antara obesitas dan kanker kerongkongan,pankreas, usus besar, payudara, endometrium, ginjal, dan kemungkinan hubungan antara obesitas dan kanker empedu.

Obesitas, Depresi dan Kualitas Hidup

Sebuah analisis dari 17 studi cross-sectional menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas lebih mungkin mengalami depresi daripada orang dengan berat badan yang sehat. Sebuah meta-analisis dari 15 studi jangka panjang yang diikuti 58.000 peserta, menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas pada awal penelitian memiliki risiko 55 persen  lebih tinggi terkena depresi pada akhir masa tindak lanjut, dan orang yang mengalami depresi pada awal penelitian memiliki risiko 58 persen  lebih tinggi mengalami obesitas.

Sisi beban ganda dari malnutrisi ini membahayakan hampir semua aspek kesehatan mulai dari memperpendek usia hingga berkontribusi pada kondisi kesehatan kronis hingga mengganggu fungsi seksual, pernafasan, dan interaksi sosial. Beberapa contoh diatas adalah sedikit dari banyaknya korelasi antara obesitas dan berbagai kondisi kesehatan buruk lainnya. Namun, obesitas belum tentu merupakan kondisi permanen.

Diet, olahraga, obat-obatan, bahkan operasi dapat menyebabkan penurunan berat badan. Namun, tentu jauh lebih sulit untuk menurunkan berat badan daripada menambahnya. Jika Anda mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, Anda bisa mulai mengatur pola makan, dengan memakan makanan yang lebih sehat serta memperhatikan kualitas dan gizi dari makanan yang Anda makan.

Selain itu, Anda juga harus memberdayakan berbagai aktivitas fisik setidaknya 60 menit per-hari untuk anak usia 6-17 tahun dan 150 menit per-hari untuk orang dewasa. Memperhatikan waktu dan kualitas juga tidur menjadi penting dalam upaya penurunan berat badan Anda.

Pilihan Editor: Benarkah Kurang Aktivitas Fisik Menjadi Penyebab Obesitas?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Istilah Ghosting Pernah Dilekatkan Pada Kaesang, Begini Sesungguhnya Artinya

1 jam lalu

Ghosting pun menjadi trending topik di jagat Twitter Indonesia, setelah mencuatnya kisah Kaesang Pangarep yang menghilang tanpa kabar atau ghosting terhadap Felicia Tissue. Instagram/@feliciatissuee
Istilah Ghosting Pernah Dilekatkan Pada Kaesang, Begini Sesungguhnya Artinya

Istilah ghosting pernah sangat populer saat hubungan anak Jokowi, Kaesang Pangarep dan Felicia Tissue kandas. Ini makna kata tersebut.


Loncat dari Lantai 4, Mahasiswa UMY Sempat Minum Obat Sakit Kepala 20 Butir Sekaligus

5 jam lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Loncat dari Lantai 4, Mahasiswa UMY Sempat Minum Obat Sakit Kepala 20 Butir Sekaligus

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkat bicara soal mahasiswinya, SM, 18 tahun yang meninggal pasca jatuh dari lantai 4 asrama putri UMY di Pedukuhan Ngebel, Tamantirto, Bantul Senin 2 Oktober pukul 06.15 WIB.


Manfaat Box Breathing, Teknik Pernapasan untuk Meredakan Stres

10 jam lalu

Ilustrasi bernapas. (zebrapen.com)
Manfaat Box Breathing, Teknik Pernapasan untuk Meredakan Stres

Box breathing bermanfaat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati


Mahasiswi Baru Tewas Terjatuh dari Lantai 4, UMY: Sempat Ikuti Pendampingan Psikolog

15 jam lalu

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dok. UMY
Mahasiswi Baru Tewas Terjatuh dari Lantai 4, UMY: Sempat Ikuti Pendampingan Psikolog

Mahasiswa semester satu UMY asal Bandar Lampung itu diduga mengalami depresi.


Angka Kematian Demam Berdarah di Bangladesh Tembus 1.000 Jiwa, Terburuk dalam Sejarah

18 jam lalu

Pasien terinfeksi demam berdarah berada di bawah kelambu saat mereka menerima perawatan di Shaheed Suhrawardy Medical College and Hospital di Dhaka, Bangladesh, 26 Juli 2023. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Angka Kematian Demam Berdarah di Bangladesh Tembus 1.000 Jiwa, Terburuk dalam Sejarah

Data resmi pemerintah Bangladesh pada Minggu malam menunjukkan lebih dari 1.000 orang di negara telah meninggal karena demam berdarah sejak awal tahun


Peneliti Jepang Temukan Mikroplastik di Awan, Apa Bahayanya buat Manusia?

19 jam lalu

Lembaga ilmu pengetahuan nasional Australia menemukan bahwa terdapat sekitar 14 juta ton potongan plastik berukuran kecil di dasar laut.
Peneliti Jepang Temukan Mikroplastik di Awan, Apa Bahayanya buat Manusia?

Profesor di Universitas Waseda, yang memimpin peneliti Jepang telah mengeksplorasi jalur mikroplastik di udara saat benda ini beredar di biosfer.


Tim PBB Tiba di Nagorno-Karabakh, Pertama dalam 30 Tahun

1 hari lalu

Pengungsi dari wilayah Nagorno-Karabakh naik truk setibanya di desa perbatasan Kornidzor, Armenia, 27 September 2023. REUTERS/Irakli Gedenidze
Tim PBB Tiba di Nagorno-Karabakh, Pertama dalam 30 Tahun

Misi PBB tiba di Nagorno-Karabakh pada Minggu, ketika eksodus massal etnis Armenia dari wilayah tersebut mulai berakhir


Gejala Kanker yang Terlihat saat Difoto

1 hari lalu

Ilustrasi anak berselfie dengan orang tua. amazonaws.com
Gejala Kanker yang Terlihat saat Difoto

Ada tanda kanker yang dengan mudah diketahui saat orang difoto. Kasus ini ada pada jenis langka kanker mata yang bermula dari retina.


Gejala Awal Kanker Kerongkongan yang Perlu Diperhatikan

3 hari lalu

Kanker kerongkongan
Gejala Awal Kanker Kerongkongan yang Perlu Diperhatikan

Kanker kerongkongan adalah penyebab kanker paling umum ke-8 di dunia dan penyebab kematian terkait kanker ke-6 di seluruh dunia.


WHO: Larang Rokok dan Vape di Sekolah Demi Lindungi Generasi Muda

3 hari lalu

Seorang pria merokok vaporizer elektronik, juga dikenal sebagai e-cigarette atau vape, di Toronto, 7 Agustus 2015.[REUTERS / Mark Blinch]
WHO: Larang Rokok dan Vape di Sekolah Demi Lindungi Generasi Muda

WHO menyebut generasi muda mulai mengenal produk tembakau dan nikotin sehingga penggunaan rokok elektrik meningkat.