TEMPO.CO, Jakarta - Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat terjadi pada siapa saja, baik pada orang gemuk maupun kurus. Bila Anda berpikir bahwa orang kurus tidak menghadapi masalah terkait kolesterol itu adalah mitos. Dikutip dari Times of India, kolesterol bisa menyerang siapa saja. Kolesterol tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, atau berat badan seseorang.
Direktur Penyakit Dalam Rumah Sakit Fortis Hiranandani Vashi, Farah Ingale, mengatakan, jika orang gemuk memiliki kolesterol, mereka dapat dengan mudah mengontrolnya dengan menurunkan berat badan. Yang mana hal tersebut bisa jadi tidak mungkin dilakukan oleh orang kurus.
Dilansir dari Medical News Today, kolesterol tinggi dapat menyerang siapa saja, berapapun berat badannya. Menurut American Heart Association (AHA), kolesterol tinggi bisa menyerang orang dengan berat badan berapa pun. Tetapi memiliki berat badan berlebih bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi dengan menyebabkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) meningkat dan kadar high-density lipoprotein (HDL) menurun.
Penelitian menunjukkan, penurunan berat badan 5-10 persen dari berat badan dapat secara signifikan mengurangi kadar kolesterol LDL, yang orang sebut sebagai kolesterol jahat, pada orang yang berisiko lebih tinggi terhadap masalah kardiovaskular. Adapun studi lain menunjukkan bahwa penurunan berat badan hanya satu sampai tiga persen bisa meningkatkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik.
Kolesterol merupakan zat lilin yang dibutuhkan oleh tubuh guna berfungsi dengan baik. Hati menciptakan kolesterol, yang digunakan tubuh untuk membuat sel, vitamin, dan hormon. Ada dua jenis kolesterol, yakni LDL dan HDL. Tingkat LDL yang tinggi bisa meningkatkan penumpukan plak di arteri yang menyebabkan penyakit jantung. Tetapi tingkat HDL yang optimal dapat mengurangi risiko penyakit jantung karena HDL mengangkut kolesterol dari arteri ke hati, di mana hati bisa memecahnya dan menghilangkannya.
Kolesterol juga terkandung dalam makanan tertentu. Makan terlalu banyak lemak jenuh atau lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol. Kolesterol yang tinggi dan obesitas adalah faktor risiko masalah kesehatan jantung. Kelebihan kolesterol bisa menyebabkan aterosklerosis, penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dapat mengakibatkan nyeri dada, serangan jantung, dan stroke.
Sebuah studi pada 2008 menemukan, sekitar seperempat orang Amerika yang tidak kelebihan berat badan memiliki beberapa bentuk risiko jantung yang tidak sehat, seperti kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi. Ternyata kolesterol tinggi bisa terkubur dalam tubuh siapa pun, besar atau kecil, lebar atau sempat, kelebihan maupun kekurangan berat badan, atau apa pun di antaranya.
"Kolesterol tinggi tidak mendiskriminasi tipe tubuh, dan berat badan tidak menentukan apakah seseorang menderita kolesterol tinggi atau trigliserida tinggi (sejenis lemak dalam darah)," kata Peter Toth, Direktur Kardiologi Preventif di CGH Medical Center di Sterling, Illinois.
Di dalam tubuh kurus, mungkin terdapat urat dan urat lemak. Kita hanya tidak memikirkannya karena budaya terus menggunakan gambar orang kurus untuk mengartikan "sehat". Peter Toth menyebutkan bahwa orang yang terlihat lebih kurus menganggap dirinya tidak berisiko.
"Oleh karena itu (mereka) tidak mengindahkan langkah-langkah yang tepat untuk mengambil gaya hidup sehat, yang dapat menyebabkan kadar kolesterol dan trigliserida lebih tinggi, dan pada akhirnya penyakit jantung," ujarnya.
Tentu merokok bersama dengan makan makanan tinggi kolesterol seperti daging merah atau es krim sangat memengaruhi risiko kolesterol tinggi. Tetapi ternyata sangat mungkin mendapatkan kolesterol tinggi, kurus atau tidak.
Pilihan Editor: Beberapa Hal yang Perlu Diketahui soal Kolesterol